Selasa, 12 Januari 2010

STRATEGI COPING DALAM AL QUR’AN DAN PSIKOLOGI


STRATEGI COPING
DALAM AL QUR’AN DAN PSIKOLOGI
(bagaimana menghidari dan mengatasi stres menurut islam)

oleh Aprilina Hartanti (Mahasiswa UIN Malang 2006)

Latar Belakang 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dewasa ini mampu mengantarkan manusia pada peradaban modern. Idealnya manusia modern adalah manusia yang mampu berpikir rasional dan mampu memanfaatkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Manusia modern seharusnya mampu memadukan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan dengan baik dan seimbang., sehingga menjadikan hidupnya lebih bijak dan arif. Namun pada keanyataannya sekarang tidaklah seperti itu, justru kualitas kemanusiaannya lebih rendah dibandingkan dengan teknologi dan kemajuan berpikir yang telah dicapainya. Ketidak mampuan manusia modern untuk menyeimbangkan dan memadukan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi dengan nilai-nilai kemanusiaannya ini, dapat menimbulkan keterpecahan kepribadian (split personality) dan konflik ketegangan pikiran dan emosional (stress) dalam jiwa seseorang.

Stress adalah gejala gangguan kesehatan jiwa yang sangat unik merupakan bagian persoalan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada dasarnya setiap orang dari berbagai lapisan masyarakat memiliki potensi yang sama untuk dapat mengalami stres. Stres yang menimpa seseorang tidak sama antara satu orang dengan yang lainnya, walaupun faktor penyebabnya boleh jadi sama.
Sejalan dengan banyaknya gangguan kesehatan jiwa (stres) yang akhir-akhir ini begitu menghantui masyrakat modern. Upaya pencegahan dan penanganan stres juga mengalami perkembangan yang cukup pesat, dari yang berbentuk pelatihan-pelatihan, kursus keterampilan. Islam juga telah menawarkan kepada kita bagaimana agar kita dapat mengendalikan diri kita ketika menghadapi masalah, bagaimana kita menyeimbangkan antara pikiran dan emosi kita saat masalah datang. Adapun salah satu yang ditawarkan oleh islam adalah dengan cara bersabar dan tawakal kepada Allah ketika kita menghadapi masalah, karena masalah adalah ujian bagi kita, ujian datang dari Allah, maka Allah lah yang paling tahu jalan keluar bagi masalah kita, dan sesungguhnya ketika kita mau bersabar dan bertawakal kepada Allah atas segala masalah, ujian dan cobaan yang datang pada kita, maka pertolongan dan jalan keluar dari Allah juga tidak akan lama sampai kepada kita. 

Rumusan Masalah
1. Apakah stress itu?
2. Bagaimanakah menghindari stres?
3. Bagaimana cara mengatasi stres menurut islam?

Tujuan 
1. Untuk mengetahui apa itu stress
2. Agar dapat mencegah timbulnya stress
3. Agar dapat mengatasi stress secara islam

Masalah yang Dikedepankan 
Setiap manusia atau individu yang hidup di dunia pasti memiliki berbagai macam masalah. Jika dipandang dari segi islam, masalah merupakan ujian atau cobaan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, dan setiap hamba pasti akan mendapat ujian dari Allah, siapapun dia. Masalah-masalah yang dihadapi tentu sangatlah beragam walaupun latar belakang atau penyebabnya adalah sama. Dari berbagai macam masalah yang ada itu, muncul juga berbagai cara untuk mengatasi masalah-masalah itu, karena kita juga tahu bahwa setiap manusia diciptakan tidak ada yang sama persis, maka dalam hal penyelesaian masalah pun juga sudah barang tentu tidak sama, karena faktor individual differences tadi. Maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa cara tentang bagaimana menghindari stres dan mencegah stres. 

Definisi Operasional 
a. Stres
 Stres adalah ketegangan pikiran yang terjadi pada seseorang. Ketegangan ini dapat terjadi karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, atau dengan perkataan lain, kenyataan yang tidak seindah dengan harapan. Keith Davis dan John W. Newstrom, mengatakan bahwa stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Adapun penyebab munculnya stres adalah dibagi menjadi dua yaitu, faktor internal yakni adanya kualitas akhlak yang rendah yang dimiliki seorang hamba, misalnya seperti iri hati, dengki, riya’, tamak, takabur, pemarah dan sebagainya. Sedangkan faktor yang berikutnya adalah yang berasal dari eksternal yakni faktor penyebab stres yang berasal dari luar, antara lain seperti terkena musibah atau bencana, kekurangan harta, pekerjaan, keluarga, lingkungan, keuangan dan lain-lain. 

b. Al-Qur’an 
Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun dan Qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain alam satu ucapan yang tersusun rapih. Qur’an pada mulanya seperti qira’ah yaitu masdar dan kata qara’a, qira’atan, qur’anan. Qur’an dikhususkan sebagai nama kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w sehingga qur’an menjadi nama khas kitab itu sebagai nama diri. Dan secara gabungan kata itu dipakai untuk penanaman ayat-ayatnya. 

Inventarisasi Ayat Al-Qur’an 
Al-Baqarah 153

Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar. 
Al-Anfal 66

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang yang kafir; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar) niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. dan Allah bersama orang-orang yang sabar. 

Saba’ 19 

Maka mereka berkata: “Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami” dan mereka menganiaya diri mereka sendiri, maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.

Huud 11

Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. 

Al- Qashash 80

Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: “kecelakaan yan besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar.” 

Al-hajj 35

 (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka.

An-Nahl 12

Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu[846]. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

An-Nahl 110 

Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

An-Nahl 96

Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

An-Nahl 42

yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.

A-Ra’d 22

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),

Al-Anfal 46

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar

Al-Baqarah 177

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Al-Baqarah 155

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.


Al-Baqarah 45

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
An-Nahl 127

“bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melankan denga pertolongan Allah”
Al-Ahqaf 35

“dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka.

Analisa Pembahasan 
Kondisi yang disebabkan adanya stres adalah kondisi yang sangat bruk dan tidak mengenakkan bagi setiap orang. karenanya setiap orang akan senantiasa berusaha untuk menghindari ketegangan (stres) dan membebaskan diri dari belenggu penyakit jiwa tersebut dengan berbagai cara dan upaya. Namun sayangnya, pada sebagian orang menempuh jalan yang keliru, yakni dengan berlari kepada rokok, minum-minuman keras dan narkoba. Padahal menurut sebagian besar ahli kesehatan bahwasannya pelampiasan-pelampiasan semacam itu semakin membuat fisik tidak sehat, ketegangan juga semakin bertambah, beban terasa semakin berat, terasa menghimpit batin. Jika ini yang terjadi dan menimpa seseorang maka akan dapat menimbulkan gangguan jiwa yang lebih kronis dan berbahaya lagi. 
Oleh karena itu, stres harus segera mendapatkan penanganan yang cepat, tepat dan bijak sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih berbahaya bagi kesehatan fisik maupun psikis seseorang. Dalam rangka tindakan preventif terhadap stres ini, islam menawarkan beberapa jalan keluar yang cukup sederhana dan efektif karena sudah cukup terbukti. Adapun cara untuk mengantisipasi datangnya stres pada diri kita adalah yang pertama, dengan memperteguh keimanan, iman atau keyakinan yang teguh mempunyai dampak yang sangat positif bagi hidup seseorang karena iman dapat melenyapkan keprcayaan dan ketergantungan terhadap benda (materi duniawi), menanamkan semangat berani menghadapi tantangan, menanamkan self help, memberikan ketentraman jiwa, dan membentuk kehidupan yang baik, dengan begitu orang akan sulit mengalami stres. Kedua, memelihara akhlak terpuji, orang yang berakhlak baik adalah orang yang dalam jiwanya telah tertanam keinginan yang kuat untuk melakukan kebajikan. Baginya melakukan kebaikan adalah suatu keharusan yang tidak perlu untuk dipermasalahkan lagi. Akhlak yang baik dan tinggi inilah yang dapat membentuk kepribadian yang harmonis dan tenang dalam menghadapi segala problematika yang terjadi di dalam kehidupannya. Ketiga, zuhud dengan materi duniawi. Dengan hidup zuhud seseorang akan terbebas dari ketegangan pikiran ketika apa yang diinginkan tidak kesampaian, tidak terlalu berambisi dalam mengejar dan mengumpulkan harta benda dan akan menumbuhkan sikap hidup yang ikhlas dan menerima apa adanya. Keempat, berpikir positif. Pikiran yang positif dapat membawa seseorang pada ketentraman dan kebahagiaan hidup yang hakiki, terlepas dari konflik batin, terbebas dari kondisi hidup yang menekan dan menegangkan, terbebas dari perasaan cemas yang berlebihan, depresi dan keputusasaan. 
Selain upaya pencegahan (preventif) terhadap stres, dalam literaur islam juga kita akan dapatkan beberapa solusi atau terapi terhadap gangguan kejiwaan terutama aalah stres yang merupakan sumber utama munculnya berbagai gangguan kesehatan fisik dan psikis seseorang. Salah satu solusi yang ditawarkan islam dalam mengatasi masalah stres adalah penyembuhan melalui shalat dan sabar. Shalat adalah kewajiban dan perintah agama yang sangat pentingdan paling utama. Hal ini dapat dilihat dari betapa banyaknya ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang memerintahkan kepada kita untuk mendirikan shalat. Dalam islam, shlat adalah ibadah yang paling utama dan istimewa, baik dilihat dari segi sejarah diturunkannya ataupun perhaian yang diberikan Al-Qur’an dan hadist serta manfaat yang diperoleh dari mengerjakannya. Jika shalat ini dilaksanakan secara kontinuedan istiqamah dalam sehari semalam sebanyak lima kali dan ditambah dengan shalat-shalat sunnah yang diajurkan. Sungguh akan dapat menciptakan pribadi-pribadi yang sehat secara mental dan spiriual, terbebas dari segala macam penyakit jiwa. Selain dengan shalat, stres juga dapat diatasi dengan cara bersabar. Sabar berarti memiliki ketabahan dan keteguhan untuk menghadapi beban, ujian, dan cobaan dengan penuh harap dan keyakinan yang mendalam terhadap janji Allah, serta memiliki kemampuan untuk menerima kenyataan hidup yang kurang menyenangkan atau bahkan yang menyakitkan dengan lapang dada sehinga seseorang akan dapat menghadapi berbagai persoalan yang sedang dihadapi dengan tetap tenang, tanpa emosional dengan tetap mencari jalan keluar yang terbaik. Sabar adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh orang mukmin yang berkaitan erat dengan kuatnya keinginan. Seorag mukmin yang sabar dan memiliki keinginan yang kuat akan bersabar ketika menghadapi rintangan dan cobaan, dan hal itu tidak akan melemahkan keinginan tersebut. Tegasnya, bahwa kesabaran adalah kekuatan menahan diri dan kemampuan untuk menerima sesuatu yag tidak disenangi atau tidak diharapkan. Sikap hidup sabar ini akan membentuk kepribadian yang tangguh dan teguh, tidak hilang harapan dan putus asa, manakala dihadapkan pada kegagalan dan kekecewaan. 
Dengan demikian, jelaslah bahwa shlat dan sabar merupakan solusi terbaik untuk dapat terindar dan terlepas dari beban dan tekanan jiwa seperti stres dan depresi yang dewasa ini begitu menghantui kehidupan modern. 
Pembagian Sabar dari Sisi Konteks
Di sini sabar terbagi menjadi empat bagian, yang pertama adalah kesabaran fisik yang bersifat kehendak penuh. Misalnya adalah pekerjaan berat yang dilakukan oleh anggota tubuh dengan kehendak penuh dari pelaku sendiri. Kedua, kesabaran fisik yang bersifat keterpaksaan. Maksudnya adalah kesabaran atas pukulan, sakit, luka-luka, panas, dingin dan sejenisnya. Ketiga, kesabaran jiwa yang bersifat kehendak penuh misalnya kesabaran jiwa untuk mengerjakan sesuatu yang tidak baik secara syara’ dan akal. Keempat, kesabaran jiwa yang bersifat keterpaksaan. Misalnya kesabaran jiwa untuk tidak mengerjakan sesuatu yang sbeenarnya sangat dicintainya karena terpaksa, karena adanya penghalang anatara dia dengan yang disenangi itu. Ada juga sabar dalam pembagian yang lain, yakni sabar yang dilarang. Dabar yang dilarang ini maksudnya adalah sabar seseorang untuk membiarkan apa saja mengancam diri dan jiwanya. Sabar yang makruh, seseorang bersabar untuk tidak makan, minum, menggauli keluarganya dengan baik sampai itu membahayakan dirinya. Sabar yang mubah adalah sabar atas segala sesuatu yang seimbang antara ujungnya. Yakni anatara hokum mengerjakan dan meninggalkannya. 
Temuan Konseptual
Manusia atau individu ketika mengalami stres biasanya juga dengan melakukan relaksasi atau bisa juga senam ketenangan yang biasa lebih akrab di telingan kita dengan istilah yoga. Namun, sejalan dengan semakin naiknya tingkat stres yang dialami oleh individu dan juga beragamnya stres saat ini, maka muncul juga solusi-solusi atau terapi-terapi baru, seperti shalat, berpikir positif, sabar dan sebagainya, dan setelah beberapa kali dilakukan oleh beberapa orang, ternyata hal-hal yang disebutka tadi memang benar-benar memiliki efek atau cukup berpengaruh terhadap segala sesuatu yang dapat memicu munculnya stres. Maka dengan berbagai terapi-terapi baru yang muncul ini, kita dapat lebih memilih kira-kira terapi yag seperti apakah yang paling cocok untuk kita gunakan.

BAB III
KESIMPULAN 

Sesungguhnya, jika kita mau memperdalam lagi pemahaman kita tentang segala hal yang disebutkan dan dijelaskan dalam Al-Qur’an dan menjalankan sesuai dengan apa yang telah diatur di dalamnya (Al-Qur’an) maka tentram dan damai lah kehidupan kita. Sebagai contoh saja seperti apa yang telah dbahasa dalam makalah ini, yakni terkait dengan bagaimana cara dan strategi ketika menghadapi sebuah permasalahan (coping) agar kita tidak sampai kepikiran dengan masalah kita hingga berujung stres, juga bagaimana solusi untuk mengatasi stres. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwasannya salah satu strategi atau cara yang dapat kita pergunakan ketika kita sudah merasa penat dengan berbagai macam masalah yang muncul di hadapan kita. Adalah sabar, syukur dan tawakal. Adapun sabar menjadi satu hal yag pertama, utama dan paling penting dari dua hal sesudahnya, karena dari kesabaran lah akar dari semuanya. Orang akan kuat, akan teguh, ketika ia bersabar. 

DAFTAR PUSTAKA

- Az-Zahrani, Musfir bin Said. Konseling Terapi. Jakarta: Gema Insani. 2005
- Amin, Samsul Munir dan Haryanto Al-Fandi. Kenapa harus stres, terapi stres ala islam. Jakarta: Amzah.2007
- Al-Jauziyah, Ibn Al-Qayyim. Kemuliaan sabar dan keagungan syukur. Yogyakarta: Mitra Pustaka: 2005
- Hawwa, Sa’id. Tazkiyatun Nafs, intisari Ihya ulumuddin. Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2007
- Beberapa sumber dari internet.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar