Sabtu, 26 Februari 2011

Goyang 6 minggu Bisa di Karawang

6 MINGGU BISA BAHASA INGGRIS HADIR di KARAWANG

Setelah sukses menjalankan 44 angkatan Nasional Kampoenk Jenius English 6 Minggu Bisa, kini kami membuka kesempatan bagi anda untuk merasakan pengalam belajar yang berbeda bersama kami. Dan tentu saja kesempatan untuk belajar Bahasa Inggris dalam waktu singkat, hanya 6 Minggu Bisa!

Ini juga adalah kesempatan emas bagi teman-teman yang menghadapi liburan smester. Mumpung ada waktu luang, belajar Bahasa Inggris yuk!
Dan tentu saja dengan metode kami, liburan teman-teman tidak akan terganggu karena belajar di Kampoenk Jenius English 6 Minggu Bisa! sama sekali tidak membebani. Malahan nikmat selayaknya bermain karena suasana kelas di kampoenk Jenius 6 Minggu Bisa! benar-benar menyenangkan. Apalagi metoda belajar di sini Tanpa Menghafal, Tanpa Mencatat, & Tanpa PR. Dan Serunya lagi Garansi Mengulang Gratiss bagi yang Gagal.

Ayo..Taklukkan bhs.Inggris dlm 6 Minggu BISA! MAU? daftar segera, mulai tanggal 21 februari 2011 –10 Maret 2011. Kelas mulai tanggal 13 Maret 2011 bertempat di Pesantren Nihayatul Amal, Dusun Desa Mekarjaya, Karawang-Jawa Barat

Tempat pendaftaran di kantor di Pesantren Nihayatul Amal, Dusun Desa Mekarjaya, Karawang-Jawa Barat Atau bias via SMS/Tlp ke  085285151161.
Kelas di mulai tanggal 13 Maret 2011.


Gratiss Buku Metode Ala Kampoenk Jenius "KEAJAIBAN BELAJAR". Buruannnnnn…. Tunggu apa lagi?.

Biaya Belajar:

* Ø Rp. 1.800.000 Jika mendaftar sendiri (bisa di angsur 2x, jika bayar kontan dapat discon 200 rb)
* Ø Rp. 1.200.000/ orang jika mendaftar Berdua.
* Ø Rp 1000.000 / Orang jika mendaftar 5 orang atau lebih.
* Ø Mau Gratiss?? Bawa min. 10 orang mendaftar gratis 1 orang
* Ø Ada harga khusus untuk Institusi dengan jumlah min 20 orang.

Kamis, 24 Februari 2011

AUTIS


KAJIAN TEORI TENTANG AUTIS
By. Ridho Hudayana Dkk.


Autisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu autos yang artinya diri yang tidak berdaya. Menurut Kamus Lengkap Psikologi J.P Chaplin (2001), ada tiga pengertian autisme :

1.      cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri.
2.      menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan  menolak realitas.
3.      keasyikkan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri.

Dalam Pedoman Penggolongan dan Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi ke III, autisme digolongkan dalam gangguan perkembangan pervasif dengan kode F.84. Gangguan perkembangan pervasif adalah gangguan yang ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik dan dalam pola komunikasi, serta minat dan aktivitas terbatas, stereotipik, berulang yang menunjukkan gambaran yang pervasif dari fungsi – fungsi individu dalam semua situasi dengan derajat keparahan yang berbeda – beda.

Penyebab autisme sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor predisposisi yang memungkinkan terjadinya autisme, yaitu: faktor genetik, faktor hormonal, kelainan pranatal, proses kelahiran yang kurang sempurna, serta penyakit tertentu yang diderita sang ibu ketika mengandung atau melahirkan sehingga menimbulkan gangguan pada perkembangan susunan saraf pusat yang mengakibatkan fungsi otak terganggu.

Pada sebagian anak gejala autisme sudah nampak semenjak lahir, namun sebagian pula sempat mengalami perkembangan sebagai anak normal, dan akhirnya perkembangannya itu berhenti sebelum mencapai usia 3 tahun. Gejala autis sangat terlihat jelas ketika anak berusia 3 tahun. Hal yang menarik lainnya dari autisme yaitu gejala ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dengan perbandingan 3:1.

Teori Psikososial
    Kanner mempertimbangkan adanya pengaruh psikogenik sebagai penyebab autisme: orangtua yang emosional, kaku, dan obsessif, yang mengasuh anak mereka dalam suatu atmosfir yang secara emosional kurang hangat, bahkan dingin. Pendapat lain mengatakan adanya trauma pada anak yang disebabkan hostilitas yang tidak disadari dari ibu, yang sebenarnya tidak menghendaki anak ini. Ini mengakibatkan gejala penarikan diri pada anak dengan autisme. Menurut Bruno Bettelheim, perilaku orangtua dapat menimbulkan perasaan terancam pada anak-anak. Teori-teori ini pada 1950-1960 sempat membuat hubungan dokter dengan orangtua mengalami krisis dan menimbulkan perasaan bersalah serta bingung pada para orangtua yang telah cukup berat bebannya dengan mengasuh anak dengan autisme.

Teori Biologis
Teori ini menjadi berkembang karena beberapa fakta seperti berikut: adanya hubungan yang erat dengan retardasi mental (75—80%), perbandingan laki-laki : perempuan = 4 : 1, meningkatnya insidens gangguan kejang (25%), dan adanya beberapa kondisi medis serta genetik yang mempunyai hubungan dengan gangguan ini. Hingga sekarang ini diyakini bahwa gangguan autisme merupakan suatu sindrom perilaku yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mempengaruhi sistem saraf pusat. Namun demikian, sampai saat ini belum diketahui dengan pasti letak abnormalitasnya. Hal ini diduga karena adanya disfungsi dari batang otak dan mesolimbik. Namun, dari penelitian terakhir ditemukan kemungkinan adanya keterlibatan dari serebelum.

Teori Imunologi
Ditemukannya penurunan respons dari sistem imun pada beberapa anak autistik meningkatkan kemungkinan adanya dasar imunologis pada beberapa kasus autisme. Ditemukannya antibodi beberapa ibu terhadap antigen lekosit anak mereka yang autisme, memperkuat dugaan ini, karena ternyata antigen lekosit juga ditemukan pada sel-sel otak. Dengan demikian, antibodi ibu dapat secara langsung merusak jaringan saraf otak janin yang menjadi penyebab timbulnya autisme.

Senin, 21 Februari 2011

PSIKOPAT ATAU HOMOSEKSUAL

PSIKOPAT ATAU HOMOSEKSUAL
by Unknown

Maraknya kasus pembunuh berdarah dingin bahkan pembunuhan yang nekat, akhir-akhir ini memang membuat kita giris, gamang bahkan mungkin saja dilanda kecemasan dan kecurigaan berlanjut. Kondisi ini menggiring kita untuk mencermati keberadaan berbagai penyimpangan perilaku manusia.
Yang jadi permasalahan sekarang ini dan menyebabkan berbagai pertanyaan yang timbul adalah apakah seorang psikopat selalu homoseksual, apakah homoseksual juga seorang psikopat, apakah homoseksual juga membunuh dan psikopat selalu membunuh? Adakah psikopat yang heteroseksual? Adakah perbedaan antara perilaku kriminal dan perilaku psikopat?
Seorang psikopat bisa saja sekaligus seorang homoseksual, tetapi seorang homoseksual belum tentu seorang psikopat, karena perkembangan kepribadian psikopat pada individu tertentu bisa saja diikuti hambatan perkembangan identitas seksualnya sehingga dia menjadi psikopat homoseksual. Di sisi lain, pribadi psikopat bisa saja seorang yang identitas seksualnya heteroseksual.
Dengan dominasi impuls utama untuk hidup nikmat dan senang secara instan tanpa mau berjuang dan berkerja keras untuk meraih kenikmatan hidup tersebut, seorang psikopat melakukan tindakan antisosial normatif, seperti menipu, mengakali, memanipulasi di lingkungan manapun ia berada, bahkan bila dirasakan perlu juga membunuh. Biasanya psikopat sama sekali tidak menyesali perbuatannya tersebut.
Jadi, bagi seorang psikopat tindak kriminal akan dilakukan demi perolehan pemuasan kebutuhan bagi kenikmatan hidup yang tidak mampu ditunda. Hal yang perlu kita simak adalah seorang perilaku tindak kriminal tidak selalu seorang psikopat, karena perilaku kriminal seseorang bisa disebabkan keterbatasan peluang untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak walaupun sebelum memutuskan untuk bertindak kriminal ia telah berusaha keras dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan mendesak tersebut dengan cara normatif.
PENGERTIAN PSIKOPAT
Psikopat adalah pribadi yang berprilaku antisosial, perilakunya didominasi oleh kehendak sendiri yang impulsif. Beberapa pakar berpendapat orang psikopat mengalami luka bawaan pada struktur pusat luhur dari otaknya sehingga aspek kepribadiannya secara menyeluruh menjadi kurang utuh. Dinyatakan pula akan keberadaan poreus (lubang) yang tidak terisi dalam struktur kepribadiannya (Glaser). Adapun perilaku seorang psikopat adalah sebagai berikut:
Hanya mampu memahami etika dan norma yang berlaku dalam tataran verbal, tetapi tidak mampu menerapkan dalam perilaku karena perilaku seorang psikopat didominasi impuls yang muncul sesaat. Maunya hidup nikmat tanpa kerja dan menginginkan sesuatu secara instan. Untuk itu segala cara dihalalkan. Bagi seorang psikopat agresif, kalau perlu membunuh pun tidak masalah baginya, asalkan keinginan hidup nikmatnya tercapai segera.
Biasanya ia adlah seorang yang cerdas, luas dalam pergaulan dan memilki rasa homur yang baik sehingga lingkungan mudah tertarik kepadanya. Selain itu, kemampuan relasinya pun baik.
Tujuan hidup adalah melulu ditandai oleh kenikmatan saat ini, jadi sama sekali tidak mempertimbangkan hari esok. Falsafah hidupnya adalah bagaimana nanti, bukan nanti bagaimana.
Pada awalnya orang psikopat adalah pribadi yang sangat menarik sehingga orang cepat suka kepadanya, dengan demikian orang yang termanipulasi pun pada awalnya sering kurang menyadari. Kecuali itu, dengan cepat pula ia mampu melakukan rasionalisasi demi upaya pembenaran dirinya dan dengan cara menyakinkan lingkungan ia melemparkan kesalahan pada orang lain.
Seburuk apapun perilakunya tidak akan merubah ekspresi wajahnya. Hukuman apapun yang diberikan kepadanya tidak pernah membuatnya jera sehingga tanpa rasa segan dia akan mengurangi perilaku buruknya di kemudian hari.
PENGERTIAN HOMOSEKSUAL
Homoseksual adalah seseorang yang mengalami hambatan dalam perkembangan identitas jenis kelamin. Pribadi homoseksual ditandai oleh orientasi psikoseksual yang bersama dengan kondisi seks-biologisnya. Artinya kepekaan erotik seksualnya lebih tertuju pada pasangan sesama jenis sehingga kepuasan erotik seksualnya pun baru bisa diperoleh bila mereka melakukan relasi seksual dengan pasangan sejenis. Bila terjadi pada laki-laki disebut homoseksual, sedangkan bila terjadi pada perempuan disebut lesbian. Penyebabnya adalah paduan dari faktor hormonal di satu sisi dan lingkungan pada sisi yang lain (seperti, antara lain pola asuh, pergaulan, dan pengalaman erotik seksual terdahulu yang mengesankan dirinya).
Mengacu pada penyebab utama, homoseksual dapat di kelompokkan dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut:
Y Homoseksual Ekslusif, yaitu yang benar-benar tidak mampu mengendalikan ketertarikan erotik seksual terhadap sesama jenis kelamin.
Y Homoseksual Fakultatif, yaitu yang menjadi homoseksual oleh keterbatasan yang amat sangat akan kehadiran lawan jenis di tempat di mana ia berada, seperti di penjara dalam waktu lama.
KESURUPAN
Kasus kesurupan akhir-akhir ini menjadi wabah yang semakin sering terjadi. Di Malang puluhan buruh pabrik rokok Bintang Bola Dunia yang berlokasi di Jalan IR Rais Nomor 47 RT 1 RW 1 Kelurahan Tanjung Rejo, Kecematan Sukun, Kota Malang. Senin (17/12), mengalami kesurupan massal. Para buruh tersebut menjerit-jerit histeris hingga akhirnya mereka diliburkan kerja sehari.
Fenomena kesurupan menurut keyakinan muslim adalah nyata, yaitu adanya intervensi makhluk ghaib atau jin dalam perilaku individu sehingga ia kehilangan kesadaran akan perilakunya. Dalam PPDGJ III atau DSM IV-TR, kesurupan di diagnosis sebagai gangguan trans-disosatif. Artinya hilangnya realitas pribadi asli seseorang akibat adanya faktor intervensi kekuatan luar. Gangguan trans dianggap sebuah faktor budaya yang diiringi dengan ritual mistik sebelumnya. Orang yang mengalami kesurupan biasanya secara tiba-tiba jatuh dan menjerit-jerit, atau melakukan perilaku aneh, dan perubahannya begitu cepat dalam hitungan detik. Individu yang mengalami kesurupan biasanya memilki daya tahan tubuh yang lemah. Tidak jarang dari penderita memiliki latar belakang masalah mental dalam dirinya yang belum terselesaikan sehingga pertahanan kesadaran begitu lemah. Faktor lain bisa disebabkan karena lemahnya daya tahan spiritual atau iman seseorang sehingga mudah untuk dirasuki. Maka saat intervensi itu masuk, individu menjadi histerik dan menjadi pribadi diluar dirinya yang sesungguhnya. Barangkali psikologi hanya dianggap dapat menangani masalah stress saja. Namun, tidak dalam psikologi Islam.
Psikologi Islam dikontruksi untuk menyikapi problematika individu secara holistik. Psikologi Islam memandang manusia sebagai individu yang memiliki dorongan internal dalam berperilaku. Individu yang saling berhubungan interpersonal yang dapat mengajarkan banyak pengalaman, individu yang memiliki kebutuhan-kebutuhan dan dimensi spiritual transendental.
KAJIAN TEORI
Menurut Izzudin Taufiq, gangguan kesurupan merupakan bentuk adanya kendali jin atas diri manusia dan pengaruhnya pada akal pikiran, daya indera dan fungsi organ tubuh dengan beragam caranya. Terkadang bisa berupa kelumpuhan beberapa anggota badan atau ketidaknormalan sebagian darinya. Pengaruh kesurupan ini bisa terjadi secara totalitas hingga jin benar-benar menghilangkan kesadarn dari dirinya atau parsial yang hanya menimpa sebagian anggota tubuh saja, seperti tangan, kaki ataupun ucapan saja (Taufiq, 2006: 545).


Dalam dunia psikiatri, Maramis (Maramis, 2004: 418), membagi kondisi orang kesurupan menjadi dua yaitu:
1)        Munculnya keyakinan akan adanya kekuatan lain yang menguasai diri seseorang. Gejala seperti ini merupakan bagian dari terpelahnya isi pikiran yang merupakan ciri dari penderita skizofrenia. Bentuk kenyakinan ini disebut juga sebagai waham.
2)        Orang yang kesurupan mengalami metamorfosis total, ia menganggap dirinya dengan orang lain atau benda tertentu. Gejala seperti ini bisa dilihat pada orang yang mengalami gangguan disosiasi. Jika pemicunya adalah konflik atau stess psikologik, keadaan ini disebut dengan reaksi disosiasi yang merupakan sub jenis dalam neorosa histerik. Disosiasi ini didasari pada kepercayaan atau kebudayaan tetentu dan disebut dengan kesurupan.
ANALISIS
silahkan menghubungi ridho.huda@yahoo.com jika ingin mendapatkan file lengkap makalah ini. atau comment makalah ini. trims.

Selasa, 15 Februari 2011

PENGENALAN MAQOMAT

pengenalan maqomat
Sebagai Bukti Tasawuf Akan Jalan Mendekatkan Diri Kepada Allah Swt
By. Sadid Al-Muqim

LATAR BELAKANG
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: تصوف) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia.
Etimologi
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.
Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari Sufi berasal dari "Ashab al-Suffa" ("Sahabat Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana dalah sekelompok muslim pada waktu Nabi Muhammad yang menghabiskan waktu mereka di beranda masjid Nabi, mendedikasikan waktunya untuk berdoa.
Objek dari ilmu ini adalah hati dan dzat Allah SWT, yang kemudian diperkenalkan oleh Rosulullah dalam bentuk modeling atau top figur untuk kemudian sebagai contoh untuk sahabatnya.
Pandangan Fuqoha’ kepada Sufi
·         Imam Malik (94-179 H./ 716-795 M)
Imam Malik: "man tassawaffa wa lam yatafaqah faqad tazandaqa wa man tafaqaha wa lam yatsawwaf faqad fasadat, wa man tafaqaha wa tassawafa faqad tahaqqaq”. (Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasauf tanpa fikh maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fikh tanpa tasauf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasauf dan fikh dia meraih kebenaran)." (buku 'Ali al-Adawi ).
·         Imam Shafi'i (150-205 H. / 767-820 M)
Imam Shafi'i: "Saya bersama orang sufi dan aku menerima 3 ilmu: (1) mereka mengajariku bagaimana berbicara; (2) mereka mengajariku bagaimana meperlakukan orang dengan kasih dan hati lembut (3) mereka membimbingku ke dalam jalan tasauf. [Kashf al-Khafa and Muzid al-Albas, Imam 'Ajluni]
·         Imam Ahmad bin Hanbal (164-241 H./780-855 M)
Imam Ahmad: "Ya walladee 'alayka bi-jallassati ha'ula'i as-Sufiyya. Fa innahum zaadu 'alayna bikathuratil 'ilmi wal murqaba wal khashiyyata waz-zuhda wa 'uluwal himmat” (Anakku jika kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka tetap mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka orang-orang zuhud dan mereka memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi), Tanwir al-Qulub, Shaikh Amin al-Kurdi.
Imam Ahmad, tentang Sufi:"Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka" (Ghiza al-Albab)
Juga dari beberapa ulama’ yang lain, namun tidak penulis cantumkan semua, karena intisari dari pendapat itu adalah sama. Tasawuf sebagai manifestasi ibadah pendekatan diri yang paling sempurna kepada Allah SWT.

Dari pengertian dan pendapat beberapa ulama’, terlebih ulama’ fiqh, dapat menarik pertanyaan bahwa kenapa begitu mulianya mereka yang memegang teguh tasawuf sebagai jalan hidupnya, meinnggalkan dan menanggalkan dunia hanya untuk terus mendekatkan diri kepada Allah.
Atas dasar itu, penulis ingin membedah kemulyaan tersebut lewat prilaku mereka, baik yang bersifat ruhani atau nyata (overt dan covert), yang kemudian termanifestasikan pada prilaku setiap saat. Beberapa tingkatan atau macam dari ide pokok kegiatan (hal atau keadaan) mereka terangkum dalam sebuah istilah maqom. Hingga pengertian kemulyaan tersebut bukan dari mereka para sufi sendiri, tapi dari alam, juga Allah SWT.
Selamat menikmati.


KAJIAN TEORI
Penulis masih ragu manyatakan pembahasan ini adalah tingkatan atau tahap, karena penulis akan menggunakan kata ”perihal” gambaran sikap ulama’ sufi dalam kehidupan setiap saat. Berikut adalah beberapa maqom dari sufi (bukan aturan yang dibentuk, tapi lebih pada tanda dan ciri bagi ulama’ sufi), diantaranya:
Akhlaq
Allah swt. berfirman:"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak yang agung." (Q.s. A-Qalam: 4). Diriwayatkan oleh Anas bahwa seseorang bertanya kepada Nabi saw : "Wahai Rasulullah, siapakah di antara orang-orang beriman yang paling utama imannya?" Beliau menjawab: "Yaitu mereka yang paling baik akhlaknya." (H.r. Ibnu Majah)
Akhlak yang baik adalah keutamaan sejarah hidup hamba, sehingga mutiara-mutiara seseorang dapat tampak. Manusia itu terlapisi oleh fisiknya, namun terungkap oleh akhlaknya. Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq juga berkata, "Allah swt. menganugerahi Nabi-Nya saw. dengan keistimewaan sifat beliau, dengan pujian yang sama sekali tidak pernah dipujikan kepada makhluk lain. Karena itu Allah swt. berfirman, 'Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur'.
Muhammad al-Wasithy mengatakan, "Allah swt. memberi predikat beliau dengan akhlak yang agung, karena beliau merelakan diri dari dunia dan akhiratnya, dan merasa puas hanya dengan Allah swt. semata." Al-Wasithy juga mengatakan, "Akhlak yang mulia berarti orang tidak bertengkar dengan orang lain, tidak memusuhi oleh mereka, karena hamba itu diluapi kedahsyatan ma'rifat kepada Allah swt." Al-Kattany menegaskan, "Tasawuf adalah akhlak. Barangsiapa bertambah dalam akhlak berarti bertambah pula dalam tasawuf."

Firasat
Allah swt. berfirman: "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang memperhatikan tanda tanda (firasat)." (Q.s. AI Hijr: 75). Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan "Orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda" adalah orang-orang yang mempunyai firasat. Diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudry, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Waspadalah terhadap firasat seorang Mukmin, sebab ia melihat dengan nur Allah swt." (H.r. Bukhari dan Tirmidzi).
Firasat adalah nuansa yang datang menyelusup secara tiba-tiba ke dalam hati, dan menafikkan segala sesuatu yang berlawanan; dengan demikian memiliki ketentuan hukum dalam hati. Firasat mempunyai akar kata yang sama dengan kata farisah, yang berarti mangsa binatang buas. Jiwa si hamba tidak dapat menentang firasat, yang merupakan kriteria potensi keimanan. Siapa pun yang lebih kuat imannya, lebih tajam pula firasatnya.
Abu Sa'id al-Kharraz berkomentar, "Seseorang yang melihat dengan cahaya firasat identik melihat dengan cahaya Al-Haq; muatan ilmunya datang dari Al-Haq, tidak bercampur dengan kelalaian. Bahkan, ketentuan Allah mengalir melalui lisan si hamba." Muhammad al-Kattany berkata, "Firasat adalah mukasyafah dalam tahap yakin, dan menyatakan kegaiban. Ia adalah salah satu tahapan keimanan."

Futuwwah
Allah swt. berfirman: "Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk." (Q.s. AI-Kahfi: 13). Rasulullah saw. bersabda:"Allah swt. memberikan perhatian pada kebutuhan seorang hamba selama hamba itu memperhatikan kebutuhan saudaranya yang Muslim." (H.r. Thabrani, riwayat dari Abu Hurairah dan Zaid bin Tsabit).
Menurut Syeikh ad-Daqqaq, Futuwwah pada prinsipnya adalah kepedulian secara terus-menerus yang dilakukan seorang hamba kepada orang lain. Al-Junayd mengatakan, "Futuwwah dapat ditemukan di Syam, kefasihan bahasa di Iraq, dan kejujuran di Khurasan." Al-Fudhail menegaskan, "Futuwwah berarti memaafkan kesalahan sesama manusia." Dikatakan pula, Futuwwah berarti seseorang tidak menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain." Abu Bakr al-Warraq menegaskan, "Orang yang bersifat futuwwah adalah mereka yang tidak punya musuh." Muhammad bin Ali at-Tirmidzy menjelaskan, "Futuwwah berarti engkau adalah musuh bagi dirimu sendiri, demi Tuhanmu." Dikatakan, "Manusia yang memiliki sifat futuwwah tidak akan pernah memusuhi siapa pun."
Al-Harits al-Muhasiby berkata, "Futuwwah menuntut agar engkau berlaku adil kepada orang lain, tapi juga mau diadili oleh orang lain." Amr bin Utsman al-Makky mengatakan, "Futuwwah adalah memiliki akhlak yang baik."

Dikir
Allah swt. berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak banyaknya." (Q.s. Al Ahzab: 41).
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: "Maukah kuceritakan kepadamu tentang amalmu terbaik dan paling bersih dalam pandangan Allah swt, serta orang yang tertinggi derajatnya di antaramu, yang lebih baik dari menyedekahkan emas dan perak serta memerangi musuh-musuhmu dan memotong leher mereka, dan mereka juga memotong lehermu?" Para sahabat bertanya, "Apakah itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Dzikir kepada Allah swt." (H.r. Baihaqi).
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkata, "Dzikir adalah tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah swt. Sungguh, ia adalah landasan bagi tharikat itu sendiri. Tidak seorang pun dapat mencapai Allah swt, kecuali dengan terus-menerus dzikir kepada-Nya."
Ada dua macam dzikir; Dzikir lisan dan dzikir hati. Hamba mencapai taraf dzikir hati dengan melakukan dzikir lisan. Tetapi dzikir hatilah yang membuahkan pengaruh sejati. Manakala seseorang melakukan dzikir dengan lisan dan hatinya sekaligus, maka ia mencapai kesempurnaan dalam suluknya. Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq berkomentar, "Dzikir adalah tebaran kewalian. Seseorang yang dianugerahi keberhasilan dalam dzikir berarti telah dianugerahi taburan itu, dan orang yang tidak dianugerahinya berarti telah dipecat."
Dikatakan, "Dzikir hati adalah pedang para pencari yang dengannya mereka membantai musuh dan menjaga diri dari setiap ancaman yang tertuju kepada mereka. Jika hamba berlindung kepada Allah swt. dalam hatinya, maka manakala kegelisahan membayangi hati untuk dzikir kepada Allah swt, semua yang dibencinya akan lenyap darinya seketika itu juga."

Malu
Firman Allah swt.: "Tidakkah ia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?" (Q.s. Al 'Alaq: 14). Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: "Malu adalah sebagian dari iman." (H.r. Tirmidzi). Juga sabda beliau pada suatu hari kepada para sahabat: "Malulah kamu sekalian di hadapan Allah dengan malu yang sebenar-benarnya." Mereka berkata, "Tapi kami sudah merasa malu, wahai Nabi Allah, dan segala puji bagi-Nya!" Beliau bersabda, "Itu bukanlah malu yang sebenarnya. Orang yang ingin malu dengan sebenar-benarnya di hadapan Allah swt, hendaklah menjaga pikiran dan bisikan hatinya, hendaklah ia menjaga perutnya dan apa yang dimakannya, hendaklah ia mengingat mati dan fitnah kubur orang yang menghendaki akhirat hendaklah meninggalkan perhiasan-perhiasan kehidupan duniawi. Orang yang melakukan semua ini, berarti ia memiliki rasa malu yang sebenarnya di hadapan Allah." (Hr. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Hakim).
Ibnu Atha' menegaskan, "Bagian terbesar dari ilmu adalah rasa gentar dan malu. Jika yang dua ini lenyap, tiada lagi kebaikan." Dzun Nuun al-Mishry berkata, "Malu berarti bahwa engkau merasakan kegentaran dalam hatimu, sangat takut akan masa lalu yang telah engkau lakukan di hadapan Allah swt." Ia juga mengatakan, "Cinta membuat orang berbicara, malu membuat orang terdiam, dan takut membuat orang gelisah." Ada beberapa macam malu, yaitu:
1)      Malu dikarenakan pelanggaran, seperti malu Nabi Adam as. ketika ditanya, "Apakah engkau berniat lari dari Kami?" Beliau menjawab, "Tidak, karena malu di hadapan-Mu."
2)      Malu karena terbatas, seperti malu para malaikat yang mengatakan, "Maha Suci Engkau! Kami telah menyembah-Mu tidak sebagaimana selayaknya Engkau disembah."
3)      Malu karena mengagungkan, seperti malu Israfil as, yang menutupkan sayapnya ke tubuhnya karena malu kepada Allah.
4)      Malu karena kemuliaan hati, seperti malu Rasulullah saw, ketika malu untuk mempersilakan pergi tamu-tamu beliau.
5)      Malu karena enggan, seperti malu Ali bin Abu Thalib r.a. ketika menyuruh Miqdad bin al-Aswad untuk menanyakan kepada Nabi saw. tentang hukumnya madzy (lendir yang mengalir dari alat kelamin laki laki, keluarnya air mani).
6)      Malu karena terlalu remeh untuk diungkapkan, seperti malu Musa as. ketika munajat, "Aku mengajukan suatu kebutuhan dari dunia ini, dan aku malu meminta kepada-Mu, wahai Tuhanku."
Akhirnya, ada malu karena sifat pemberi kenikmatan, yang merupakan Malu Allah swt. Dia memberikan buku yang distempel kepada seorang hamba setelah melewati jembatan di akhirat. Di dalam buku itu tiba-tiba tertulis, "Engkau telah melakukan (dosa) ini dan itu. Aku malu menunjukkannya kepadamu, karena itu pergilah; Aku telah mengampunimu!" Ada lima tanda celaka seorang manusia:


®    Kerasnya hati,
®    bengisnya mata,
®    tiadanya rasa malu,
®    hasrat terhadap dunia, dan
®    lamunan yang tiada terbatas.



Jujur
Allah swt. berfirman: "Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur." (Q.s. At-Taubah: 119). Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Jika seorang hamba tetap bertindak jujur dan berteguh hati untuk bertindak jujur, maka ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur; dan jika ia tetap berbuat dusta dan berteguh hati untuk berbuat dusta, maka ia akan ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." (H.r. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Kejujuran (shidq) adalah tiang penopang segala persoalan, dengannya kesempurnaan dalam menempuh jalan ini tercapai, dan melaluinya pula ada tata aturan. Kejujuran mengiringi derajat kenabian, sebagaimana difirmankan Allah swt.: "…maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dan orang-orang yang menetapi kejujuran (shiddiqin), para syuhada' dan orang orang saleh." (Q.s. An-Nisa': 69).
Kata shadiq (orang yang jujur) berasal dari kata shidq (kejujuran) Kata shiddiq adalah bentuk penekanan (mubalaghah) dari shadiq, dan berarti orang yang didominasi oleh kejujuran. Demikian juga halnya dengan kata-kata lain yang bermakna penekanan, seperti sikkir dan pemabuk, yang penuh anggur (khimmir).
Derajat terendah kejujuran adalah bila batin seseorang selaras dengan perbuatan lahirnya. Shadiq adalah orang yang benar dalam kata-katanya. Shiddiqy adalah orang yang benar-benar jujur dalam semua kata-kata, perbuatan dan keadaan batinnya.

Ikhlash
Allah swt. berfirman: "Ingatlah, hanya kepunyaan Allah lah agama yang bersih (dari syirik)." (Q.s. Az Zumar: 3). Anas bin Malik r.a. menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Belenggu tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara: IkhIas beramal hanya bagi Allah swt, memberikan nasihat yang tulus kepada penguasa, dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim." (H.r. Ahmad, dikategorikan shahih oleh Ibnu Hibban dan Ibnu Hajar).
Ikhlas berarti bermaksud menjadikan Allah swt. sebagai satu-satunya sesembahan. Sikap taat dimaksudkan adalah taqarrub kepada Allah swt, mengesampingkan yang lain dari makhluk, apakah itu sifat memperoleh pujian ataupun penghormatan dari manusia. Ataupun konotasi kehendak selain taqarrub kepada Allah swt. semata. Dapat dikatakan, "Keikhlasan berarti menyucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan sesama makhluk" Dikatakan juga, "Keikhlasan berarti melindungi diri sendiri dari urusan manusia."

Istiqomah
Allah swt. berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah,' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, 'Hendaknya kamu sekalian tidak takut dan tidak gelisah, dan hendaknya kamu sekalian bergembira dengan surga yang telah dijanjikan untuk kamu sekalian." (Q.s. Fushshilat: 30). Riwayat dari Tsauban, bekas budak Rasulullah saw, menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Berteguh-hatilah (istiqamahlah) kamu, meskipun kamu tidak akan mampu melakukan sepenuhnya. Ketahuilah bahwa bagian terbaik dari agamamu adalah shalat, dan tiada seorang yang akan memelihara wudhu, kecuali orang yang beriman." (H.r. Ahmad, Ibnu Majah, Hakim dan Baihaqi).
Syeikh Ali ad-Daqqaq berkata, "Istiqamah adalah derajat yang menjadikan urusan-urusan seseorang menjadi baik dan sempurna, dan memungkinkannya untuk mencapai manfaat manfaat secara tetap dan teratur. Upaya dan perjuangan orang yang tidak teguh hati akan sia-sia."
Orang yang tidak istiqamah dalam keberadaannya tidak akan pernah meningkat dari satu tahapan ke tahapan maqam berikutnya, dan suluknya tidak akan kokoh. Salah satu persyaratan yang perlu pada awal suluk adalah memenuhi persyaratan-persyaratan istiqamah dalam hukum kepermulaan. Sebagaimana bagi 'arifin, istiqamah merupakan pangkalnya. Tanda istiqamah dari mereka yang mulai menempuh suluk adalah bahwa amal-amal lahiriah mereka tidak dicemari oleh kesenjangan. Bagi mereka yang berada pada tahap pertengahan (ahlul wasaith) adalah bahwa tidak ada kata "berhenti". Tanda istiqamah mereka yang berada pada tahap akhir adalah, bahwa tidak ada tabir yang melindungi.

Ridlo
Allah swt. berfirman: "Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepadaNya." (Q.s. Al Maidah: 119; Al Bayyinah: 8)
Ulama Irak dan Khurasan berbeda pendapat mengenai ridha. Apakah ia termasuk keadaan ruhani (ahwaal) ataukah maqam? Ulama Khurasan mengatakan, "Ridha adalah salah satu maqam, sebagai puncak dari tawakkal kepada Allah swt. Ini berarti bahwa ridha dapat dicapai oleh si hamba dengan upayanya sendiri." Sedang ulama Iraq mengatakan, "Ridha adalah salah satu ahwal, bukan sesuatu yang diperoleh dengan upaya si hamba. Ridha adalah sesuatu yang memasuki hati, seperti halnya haal-haal yang lain."
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq mengatakan, "Ridha bukanlah bahwa engkau tidak mengalami cobaan, ridha hanyalah bahwa engkau tidak berkeberatan terhadap hukum dan qadha Allah swt."
Dzun Nuun al-Mishry menjelaskan, 'Ada tiga tanda ridha, tidak punya pilihan sebelum diputuskannya ketetapan (Allah), tidak merasakan kepahitan setelah diputuskannya ketetapan, dan tetap merasakan gairah cinta di tengah tengah cobaan."

Muroqobah
Al Jurairy berkata, "Orang yang belum mengukuhkan rasa takwa dan muraqabah dirinya kepada Allah swt. tidak akan mencapai mukasyafah dan musyahadah."
Dzun Nuun al Mishry mengatakan, "Tanda muraqabah adalah memilih apa yang dipilih oleh Allah swt, menganggap besar apa yang dipandang besar oleh Nya dan menganggap remeh apa yang dipandang Nya remeh."
Ibrahim an Nashr Abadzy menegaskan, "Harapan (raja') mendorongmu untuk taat, takut (khauf) menghindarkanmu dari maksiat; dan muraqabah diri membawamu kepada jalan kebenaran hakiki."
Ketika ditanyakan kepada Ja'far bin Nashr mengenai muraqabah, ia berkata kepada saya, "Muraqabah adalah menjaga diri terhadap sirri dikarenakan adanya kesadaran akan pengawasan Allah swt. terhadap setiap bisikan."

Wara’
Dinwayatkan oleh Abu Dzar al Ghiffary, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sebagian dari kebaikan tindakan keislaman seseorang adalah bahwa ia menjauhi segala sesuatu yang tidak berarti.” (H.r. Malik bin Anas, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq mengatakan, “Wara' adalah meninggalkan apa pun yang syubhat." Demikian pula, Ibrahim bin Adham memberikan penjelasan, “Wara' adalah meninggalkan segala sesuatu yang meragukan, segala sesuatu yang tidak berarti, dan apapun yang berlebihan."
Ishaq bin Khalaf mengatakan, "Wara' dalam bicara lebih sulit ketimbang menjauhi emas dan perak, dan zuhud dari kekuasaan lebih sulit ketimbang menyerahkan emas dan perak, karena Anda siap mengorbankan emas dan perak demi kekuasaan." Abu Sulaiman ad-Darany mengatakan, "Wara' adalah titik tolak zuhud, sebagaimana sikap puas terhadap apa yang ada adalah bagian utama dari ridha."


KRITIS ANALISIS
silahkan menghubungi ridho.huda@yahoo.com jika ingin mendapatkan file lengkap makalah ini. atau comment makalah ini. trims.

Selasa, 08 Februari 2011

ERGONOMI TERMINAL



By. Nur Inayah Diputrie 
                                                  PSYCHOLOGY DEPARTEMENT




BAB I




PENDAHULUAN

            Terminal adalah salah satu prasarana transportasi jalan untuk memenuhi keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi.  Fasilitas-fasilitas yang ada pada Terminal antara lain adalah ruang tunggu, tempat parkir, kios, lahan, petorasan/kakus, dan tempat reklame.
            Pada era saat ini, masyarakat pasti ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pihak Pemerintah Daerah. Hal ini yang mendorong pihak terminal untuk dapat memberikan juga pelayanan yang maksimal kepada pengunjung terminal agar pada saat pengunjung berada di lokasi, dapat merasa aman, nyaman dan indah dipandang.
            Lokasi riset yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah Terminal Arjosari Malang. Dimana terminal arjosari ini merupakan sarana transportasi kendaraan umum yang memperlancar jaringan transportasi dari kota Malang ke kota-kota tujuan, maupun sebaliknya.
            Yang perlu diperhatikan dalam lokasi yang akan kita bahas ini adalah fasilitas-fasilitas yang ada, dimana fasilitas-fasilitas ini dapat menunjang pelayanan yang maksimal bagi pengunjung terminal. Pelayanan prima inilah yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengunjung terminal.
            Aspek-aspek ergonomi sangat penting dalam proses rancang bangun fasilitas kerja merupakan faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi, terutama dalam hal perancangan ruang dan fasilitas akomodasi. Proses ini harus menerapkan secara ergonomis agar didapat kepuasan baik dari si pengguna jasa maupun pemberi jasa produksi.


BAB II

PEMBAHASAN

            Satu masalah yang mengawali pembahasan disini adalah mengenai kondisi yang membahayakan (unsafe condition) yang ada pada terminal arjosari malang. Kita tahu bahwa unsafe condition itu sendiri merupakan salah satu hal yang penting dalam lingkungan kerja, yaitu terutama untuk menjamin keselamatan kerja. Harus diketahui apakah penyebab utama seandainya di tempat tersebut terjadi sesuatu yang tidak baik.
            Salah satu contoh yang saya temukan dalam lokasi riset di terminal arjosari malang yaitu masalah lantai yang licin dan ketinggian lantai yang tidak seimbang atau dapat dikatakan tidak rata (gambar 1.i).

 (Gambar 1.i)

            Gambar diatas adalah salah satu gambar yang memperlihatkan bagian lantai yang kurang proporsional pada lokasi di dalam terminal. Selain kondisi yang tidak seimbang, lantai juga sangat licin. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan pada pengguna jalan di lokasi teminal, terutama pejalan kaki. Fasilitas ini merupakan fasilitas jalan yang sudah tidak layak.
            Menurut M. Sulaksmono (1997), kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan dapat terjadi tanpa disangka-sangka dalam sekejab mata menurut Bennett NBS, dan dalam setiap kejadian terdapat empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai, yaitu; lingkungan, bahaya, peralatan dan manusia.



Radial DiagramKeterkaitannya dapat digambarkan dalam bagan berikut:




           






Keterkaitan faktor-faktor pencegah kecelakaan

Pada prinsipnya, kecelakaan kerja dapat dicegah. Disini akan dipaparkan beberapa pencegahan kecelakaan, antara lain:

Menurut Suma’mur (1996),  ada beberapa hal yang dapat mencegah kecelakaan kerja, antara lain:
  1. peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan pemeriksaan kesehatan.
  2. standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi atau tidak resmi mengenai misalnya syarat-syarat keselamatan.
  3. pengawasan agar ketentuan UU wajib dipenuhi.
  4. penelitian bersifat teknik, misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya, pagar pengaman, dan peralatan lainnya.
  5. riset medis, terutama meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor lingkungan dan teknologi dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan.
  6. asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan.
  7. usaha keselamatan pada tingkat perusahaan.

            Dalam permasalahan ini, dapat kita simpulkan bahwa kondisi seperti diatas sangat membahayakan manusia. Bisa saja para pengunjung yang tidak terlalu memperhatikan jalan akan terpeleset dan jatuh. Oleh karenanya, perlu adanya perubahan-perubahan dalam lokasi, antara lain perubahan material lantai dipilih yang jenisnya kasar, agar tidak licin dan membuat para pengunjung terminal dapat berjalan dengan nyaman. Selain itu, lantai yang tidak rata juga harus segera diperbaiki dengan cara merombak ulang lantai atau merancang ulang (re-desain). Lantai harus dibuat dengan ketinggian yang seimbang dan proporsional. Apabila memang lokasi pada lantai tersebut merupakan tanjakan kecil, bisa ditambahkan jalan yang berbentuk tangga kecil.

            Permasalahan yang kedua yaitu adalah sikap duduk. Disini akan saya berikan contoh gambar dalam permasalahan ini.
 (Gambar 2.i)


 (Gambar 2.ii)


            Gambar diatas menunjukkan adanya sikap duduk yang salah (lihat gambar 2.i dan 2.ii).

            Pada dasarnya, duduk memerlukan lebih sedikit energi daripada berdiri, karena dapat mengurangi beban otot statis yang ada pada kaki. Akan tetapi, sikap duduk yang salah akan menyebabkan masalah-masalah pada punggung. Tekanan pada tulang belakang akan meningkat pada saat duduk, dibanding saat berdiri maupun berbaring. Sikap duduk yang tegang lebih banyak memerlukan aktivitas otot atau urat saraf belakang daripada sikap duduk yang condong kedepan.
            Apabila diasumsikan tekanan sekitar 100%, maka cara duduk yang tegang atau kaku (erect posture) dapat menyebabkan tekanan tersebut mencapai 140% dan cara duduk yang dilakukan dengan membungkuk kedepan menyebabkan tekanan tersebut sampai 190%. Jadi posisi sikap duduk yang benar sangat penting.



            Ukuran kursi seharusnya didasari pada data antropometri yang sesuai, dan ukuran-ukuran yang ditetapkan. Tinggi dan posisi sandaran punggung harus disesuaikan. Apabila sebuah tempat duduk terlalu rendah, maka akan dapat menimbulkan masalah-masalah baru pada tulang bagian belakang.
            Dari situlah antropometri akan membentuk dasar untuk ketinggian tempat duduk yang jaraknya dari tumit kaki sampai permukaan yang lebih rendah dari paha disamping lutut dengan tekukan lutut pada sudut 90º.
            Jadi pada masalah ini, diharapkan perancangan kursi yang sesuai dengan bentuk antropometri dan ukuran-ukuran yang teah disesuaikan. Hal ini untuk memberikan kenyamanan pada posisi atau sikap duduk serta dapat menghindarkan diri dari masalah-masalah punggung terutama tulang belakang.





BAB III

KESIMPULAN

            Dari pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa kepuasan pemakai jasa amat sangat penting. Oleh karena itu, pelayanan yang optimal sangat diutamakan untuk hal ini. Salah satunya yaitu penyediaan fasilitas di dalam lokasi terminal. Para pemakai jasa atau para pengunjung tentu saja akan merasa puas dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan apabila fasilitas-fasilitas itu pada kenyataannya memang seperti yang diharapkan.
            Keselamatan adalah hal yang penting dalam segala sesuatunya. Maka desain lokasi yang ergonomis akan menunjang pula bagi keselamatan para pengunjung, terutama pejalan kaki. Diharapkan agar kedepannya, desain perancangan lokasi tempat fasilitas umum agar lebih ergonomis. Hal ini tentu akan memuaskan kedua belah pihak, yaitu pengguna jasa dan juga pemberi jasa.
            Selain itu, posisi atau sikap duduk yang benar juga sangat perlu untuk diperhatikan. Dengan tujuan menghindarkan diri dari masalah-masalah punggung atau tulang belakang. Saran lain juga bisa dengan menambahkan tempat duduk bagi para pengunjung, karena pengunjung banyak yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk . Selain itu lebih memberikan kenyamanan pada pemakai jasa itu sendiri.





Daftar pustaka
Dr. Gempur Santoso, Drs., M. Kes 2004. Manajemen Keselamatan & Kesehatan   Kerja. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Eko Nurmianto 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya : Prima             Printing