Senin, 31 Mei 2010

CAKRAWALA BARU DUNIA MSDM

CAKRAWALA BARU DUNIA MSDM

Judul Buku      : Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integratif

Pengarang        : Meldona, SE., MM,. Ak.

Tebal Buku     : 362 halaman

Penerbit          : UIN Malang Press

Tahun Terbit   : 2009

Presensi         : Ridho Hudayana, 

admin; www.makalahpsikologi.blogspot.com

 

Manajemen suber daya manusia bukan suatu hal yang baru di dunia. Bahkan semenjak organisasi muncul di dunia ini, manajemen sumber daya manusia telah digunakan, walaupun masih dalam bentuk sederhana tidak se-kompleks seperti manajemen sumber daya manusia saat ini. Yang berarti manajemen sumber daya manusia telah lama hadir di dunia ini.

Sebagaimana  menurut Siagiaan (2005 :35) menjelaskan bahwa penelusuran kasual selama ribuan tahun menunjukkan bahwa jarang ditemukan organisasi dimasa lalu, kecuali organisasi pemerintahan dan keagamaan.  Dalam bidang ekonomi misalnya, dalam kegiatan pertanian, perdagangan dan produksi, pusat kegiatan yang dilaksanakan oleh keluarga. Namun dalam kondisi seperti itu, tidak terasa kebutuhan untuk memiliki satuan tugas khusus untuk mengelolah sumber daya manusia.

Manajemen sumber daya manusia dalam perkembangannya didunia modern saat ini banyak menarik minat para ilmuan untuk melakukan inovasi baru dalam dunia manajemen sumberdaya manusia. Tentunya hal ini sangat positif dalam hal pengelolahan sumberdaya manusia, yang pada akhirnya bermuara pada suatu prinsip bahwasanya,  manusia tidak mungkin diperlakukan sama dengan alat produksi yang lainnnya. Sehingga banyak para ilmuan yang memiliki minat dalam dunia manajemen sumberdaya manusia melahirkan berbagai karya secara teoritis dan praktis dalam buku-buku manajemen sumber daya manusia.

Dalam buku Manajemen sumberdaya manusia perspektif Integratif  ini tidak hanya mengkaji manajemen sumberdaya manusia dari berbagai karya para ilmuan dalam manajemen sumberdaya manusia. Seperti, sumber daya manusia dan manajemen sumberdaya manusia, analisis dan desain pekerjaan, perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, orientasi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, manajemen kompensasi, serta penilaian kinerja. Tapi juga dalam buku ini mengkaji semua sumberdaya manusia dengan perspektif Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah nabi Muhammad saw.

Dengan perspektif integratif, kajian tentang manajemen sumber daya manusia disajikan dalam buku ini lebih menarik dan membuka cakrawala berpikir yang baru  tentang manajemen sumber daya manusia. Dari manajemen sumber daya manusia yang disajikan dalam buku-buku manajemen sumberdaya manusia kontemporer.  Karena disajikan dengan konsep perpaduan antara sains dan Islam. Dimana Barbour (2005:37) sepakat dengan integrasi, pendekatan yang mengakui pengetahuan yang ada dalam agama dan sains dapat digunakan untuk membuka cakrawala pengetahuan yang baru. Sebagaimana dijelaskan oleh barbour bahwa sains dan agama itu sebenarnya satu kesatuan sistematis. Perspektif integratif itu dalam buku ini, disusun dalam setiap tema manajemen sumber daya manusia secara kolaboratif dan integratif antara manajeman sumber daya manusia kontemporer dan Islam.

Sehingga dengan perspektif integratif dalam buku ini, menjadikan buku ini layak untuk dimiliki sebagai rujukan dan melengkapi referensi manajemen sumberdaya manusia, bagi para praktisi, akademisi, dan semua orang yang memiliki minat dalam duinia manajemen sumberdaya manusia 

“SISTEM KONTROL”


“SISTEM KONTROL”

Dosen Pembimbing: 

Retno Mangestuti, M.Si

 

oleh :

Lailatul Fitriyah (05410062)

Dewi Maratul Aslamiyah (05410076 )

 

 

 

 

PENDAHULUAN

 

 

            Sistem Kontrol mempunyai peranan sanagt penting dalam perkembangna keilmuan dan teknologi. Sistem kontrol menjadi bagian yang penting dan terpadu dari proses-proses kinerja dalam pabrik atau industri modern. Sebagai contoh, Sistem Kontrol sangat diperlukan dalam operasi-operasi di industri untuk mengontrol tekanan, temperature, kelembaban, viskositas, dan aliran dalam industri proses, pengerjaan dengan mesin perkakas, penanganan, dan perakitan bagian-bagian mekanik dalam industri manufaktur, dan sebagainya.

            Karena kemajuan dalam teori dan praktek sistem kontrol memberikan kemudahan dalam mendapatkan performansi dari system dinamik, mempertinggi kualitas dan menurunkan biaya produksi, mempertinggi laju produksi, meniadakan pekerjaan-pekerjaan rutin dan membosankan yang harus dilakukan oleh manusia, dan sebagainya, jadi dengan demikian pemahaman akan sistem kontrol. Disini akan membahas dan menguraikan lebih lanjut tentang pengertian, jenis-jenis dan prinsip-prinsip tentang sistem kontrol.    

 

I. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM KONTROL

 

            Dalam hal ini akan membahas tentang perkembangan sistem control, khususnya dalam control automatic, pada abad ke delapanbelas yaitru kecepatan mesin uap yang dibuat oleh James Watt. Hasil karya lain yang penting pada tahap awal perkembangan teori kontrol dibuat oleh minorsky, Hazen, Nyquist, dan sebagainya. Pada tahun 1922 Minorsky membuat kontroler automatic untuk pengemudi kapal dan menunjukkan kestabilan dari persamaan differensial yang melukiskan sistem. Pada tahun 1932 Nyquist mengembangkan suatu prosedure yang relatif sederhana untuk menentukan kestabilan sistem lup tertutup pada basis respon lup terbuka terhadap masukan tunak (steady state) sinusoida. Pada tahun 1934 Hazen, memperkenalkan, istilah servomekanisme untuk sistem kontrol posisi, membahas disain servomekanisme relai yang mampu mengikuti dengan baik masukan yang berubah. Dari akhir tahun 1940 hingga awal tahun 1950 metoda tempat kedudukan akar dalam desain sistem kontrol benar-benar telah berkembang.

            Metoda respon frekwensi dan tempat kedudukan akar, yang merupakan inti teori kontrol klasik, akan membawa kita ke sistem yang stabil dan memenuhi seperangkat persyaratan performansi yang hamper sembarang. Sistem semacam itu pada umumnya tidak optimal dalam setiap pengertian yang berarti. Semenjak akhir tahun 1950, penekanan pada persoalan dalam disain sistem kontrol telah digeser dari disain salah satu dari beberapa sistem yang bekerja menjadi disain satu sistem optimal dalam suatu pengertian yang berarti.

            Karena “plant” modern dengan multi masukan dan multi keluaran menjadi semakin kompleks, maka deskripsi sistem kontrol modern memerlukan banyak persamaan. Teori kontrol klasik, yang hanya membahas sistem satu masukan satu keluaran, sama sekali tidak dapat digunakan untuk sistem multi-masukan-multi-keluaran. Semenjak sekitar tahun 1960, teori kontrol modern telah dikembangkan untuk mengatasi bertambah kompleksnya “plant” modern dan persyaratan yang ketat pada ketelitian, berat, dan biaya untuk kebutuhan militer, ruang angkasa dan industri.

            Dengan adanya computer elektronik analog, digital, hybrid yang dapat digunakan pada perhitungan-perhitungan yang kompleks, maka penggunaan computer dalam disain sistem kontrol sekarang menjadi praktis dan umum. Sebagian besar perkembangan baru dalam teori kontrol midern dapat dikatakan menuju pada kontrol optimal untuk sistem deterministik dan stokastik, maupun kontrol adaptif dan kontrol dengan penalaran (learning control) untuk sistem yang kompleks, penerapan teori kontrol modern dalam bidang non-teknik seperti biologi, ekonomi, kedokteran, dan sosiologi sekarang banyak dilakukan dan hasil-hasil yang menarik dan berarti akan dapat diperoleh di masa yang akan datang.

 

II. DEFINISI DALAM ISTILAH SISTEM KONTROL

Plant : Objek fisik yang dikendalikan (Tungku pemanas,reaktor nuklir,Pesawat ruang angkasa) atau seperangakat peralatan, mungkin hanya terdiri dari beberapa bagian mesin yang bekerja bersama-sama, yang digunakan untuk melakuakan suatu operasi tertentu.

Proses :Operasi atau perkembangan alamiah yang berlangsung secara kontinyu yang ditandsai suatu deretan perubahan kecil yang berurutan dengan cara yang relatif tetap menuju ke suatu hasil atau keadaan akhir tertentu yang dikontrol, misalnya : proses kimia, ekonomi, biologi.

Sistem : Kombinasi  dari komponen atau elemen-elemen (kontrol) yang bekerja bersama-samadan melakukan suatu sasaran tertentu.sistem harus diinterpretasikan untuk menyatakan sistem fisik, biologi, ekonomi,dan sebagainya.

Gangguan : Sinyal yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap keluaran sistem, jika suatu gangguan dibangkitkan dalam sistem, disebut internal, sedangkan gangguan eksternal dibangkitkan diluar sistem dan merupakan suatu masukan.

Sistem kontrol Berumpan Balik (FeedBack Control System) : sistem kontrol yang cenderung menjaga hubungan yang telah ditentukan antara keluaran dan masuka acuan dengan membandingkannya dan menggunakan selisihnya sebagai alat pengontrolan.

 

III. SISTEM KONTROL

 

Sistem kontrol adalah suatu sistem yang membahas tindakan manusia untuk merubah keadaan mesin. Sistem yang terdiri dari beberapa elemen sistem yang dapat mengendalikan/mengatur suatu besaran tertentu. Sistem kontrol bisa dihubungkan dengan permesinan , pneumatic, hydrulik, atau sistem-sistem elektrik.

Blok Sistem Kontrol

Sebagian dari sistem teknologi, sistem kontrol sering kali dirancang untuk membuat mesin menjadi lebih canggih dibandingkan manusianya. Beberapa kesalahan umum pada perancangan sistem kontrol adalah :

  • fungsi kontrol tidak jelas.
  • Membutuhkan terlalu banyak cara pengoperasian.
  • Petunjuk pengoperasiaan yang tidak standard atau tidak layak.
  • Lokasi yang tidak semestinya agar pengontrolan mesin mudah diamati.
  • Dapat dioperasikan dengan kurang hati-hati.
  • Tidak ada umpan balik atas respon pengoperasian kontrol.
  • Dalam posisi yang tidak standard.

 

IV. PRINSIP-PRINSIP DALAM SITEM KONTROL

Ini semua dan problem-problem yang lain dapat dihindari dengan mengikuti prinsip-prinsip umum dari rancangan sistem kontrol, sebagai berikut :

  1. definisi fungsi kontrol. Apakah yang akan dilakukan terhadap mesin dan jenis masukan mana yang diperlakukan, misalnya :ketelitian, kecepatan dan kekuatan dari gerakan operator. Penglihatan atau kemampuan untuk melihat dan posisi dari control dalam hubungannyadengan pandangan laindan keperluan manusia dalam pekerjaan. Kesinambungan gerakan-gerakan atau gerakan-gerakan terpisah diantara pemberhentian (stop).
  2. ketentuan pada bagian tubuh digunakan untuk mengoperasikan control dan rancanganya disesuaikan untuk (gambar 13.1.) ketelitian yang tinggi dalam menggunakan tombol-tombol yang dapat dioperasikan melalui jari-jemari dan pergelangan tangan, tenaga yang kuat, ketelitian yang rendah dalam menggunakan pengungkit, pedal dan sebagainya, dapat dioperasikan dengan tangan dan kaki. Untuk kontrol yang bagus dan berkesinambungan, didukung dengan tangan (gambar 13.2.).
  3. menempatkan atau menentukan tempat control dengan tepat dalam sudut pandang bagian-bagian tubuh yang akan digunakan. Arah atau petunjuk gerakan kontrol seharusnya juga dipilih untuk disesuaikan dengan fungsi anatomi manusia.
  4. jarak atau ruang kontrol untuk menghindari kecelakaan dalam pengoperasiaan atau gangguan dari beberapa bagian lain ditempat kerja. Secara nyata, jari-jemari (tangan) mengoperasikan kontrol lebih rapat jaraknya dari pada menggunakan tenaga pegangan. Bahkan kontrol dengan menggunakan ujung jari kadang-kadang sangat rapat, contohnya :tombol atau tuts-tuts pada kalkulator kecil.
  5. lindungi kontrol dimana kecelakaan pada waktu pengoperasian akan membahayakan, contoh :tombol-tombol start seharusnya dilindungi oleh lingkungan sekelilingnya dimana dengan hanya membiarkan ujung jari yang masuk. Dengan demikian tidak akan dioperasikan oleh penyikatan yang dapat menyebabkan kecelakaan atau yang lebih kecil dari itu.
  6. tempat kontrol agar dapat dioperasikan dengan nyaman ketika operator mempunyai pandangan yang penuh terhadap situasi mesin yang sedang dikontrol.
  7. penentuan tempat dan pengenalan kontrol membuat pergerakan-pergerakan mereka dapat digabungkan dengan gerakan mesin yang sedang dikontrol atau beberapa display atau peragaan yang digabungkan, contohnya pergerakan mesin pengungkit naik untuk pengangkat atau menaikkan beberapa bagian mesin, dan turun untuk menurunkan atau merendahkannya. Sejauh display-display tersebut dihubungkan, suatu prinsip umum yang lebih tertuju pada display yang sama akan bergerak dalam arah yang sama seperti permukaan dari tombol kontrol yang paling dekat dengannya (gambar 13.3.). Bagian ini, berputar menurut arah putaran jarum jam, umumnya digunakan untuk meningkatkan suatu jumlah atau kuantitas.
  8. dimana tata letak yang standard untuk kontrol yang ada, akan ditempatkan menurut posisi yang sesuai, contohnya : traktor-traktor dan pesawat angkat (gambar 13.4.).
  9. mempertimbangkan apakah ada populasi dengan bentuk yang tetap yang akan mempengaruhi cara-cara manusia yang akan mencoba lebih alami untuk mengoperasikan kontrol (stereotype), contoh : saklar lampu, kran-kran, pedal kendaraan, tombol-tombol dan volume radio.
  10. menggunakan tipe kontrol yang tidak stabil dimana penempatan ketelitian diperlukan, tetapi sesuatu penyesuaian daerah yang lebar, termasuk sejumlah putaran juga diperlukan, contohnya : penempatan control untuk meja mesin milling.
  11. menggunakan kontrol penyesuaian yang terpisah (bunyi berhenti) atau susunan tombol-tekan lebih baik dari pada kontrol yang berkesinambungan ketika nilai terpisah harus selalu ditempatkan, contoh : menyetel radio atau televisi.
  12. menggunakan control yang berkesinambungan hanya ketika menyesuaikan ketepatan atau menempatkan jumlah yang besar dan terpisah yang lebih dipentingkan (katakanlah lebih dari 20). Penyesuaian yang berkesinambungan memerlukan putaran yang tepat diikuti oleh gerakan-gerakan yang sesuai dan baik. Ini dapat dijadikan waktu pemakaian (time consumming) dan memerlukan suatu perubahan tekanan diatas control (lihat diskusi tentang perbandingan control-respon dibawah). Meminimumkan reaksi yang salah dalam control yang berkesinambungan.
  13. membuat control lebih mudah diidentifikasikan. Penggunaan symbol-simbol standard identifikasi dalam bentuk tertentu. Dalam pelabelan (penanaman) kontrol pada suatu alat atau instrument dijamin ada ketidak-ambigiusan (tidak mempunyai dua arti) tentang penamaan yang menunjukkan control. Apabila operator sedang melihat kebawah terhadap alat-alat atau instrument-instrument (pada seluruh atau sebagian besar perintah), label atau penamaan diletakkan diatas tombol atau saklar (gambar 13.5.).
  14. dalam suatu panel pengontrol, secara fungsional kombinasi kontrol-kontrol harus dioperasikan dalam suatu susunan. Dalam panel-panel ini, kontrol harus juga  dihubungkan secaara dekat dengan display-display yang sesuai.
  15. memperlengkapi beberapa umpan balik pada operator karena gerakan kontrol sudah cukup dan telah terdaftar pada mesin, contoh :

·         sebuah lampu pembatas atau dikombinasikan dengan control masuk.

·         Sebuah suara elektrik yang dapat didengar.

·         Sebuah bunyi mekanik yang tersendiri.

·         Sebuah perubahan rasa yang jernih dalam gaya pengoperasian.

Saklar-saklar pada keybord akan dilengkapi semacam umpan balik, khususnya untuk menolong dalam belajar. Dengan cara lain mungkin ada suatu kecenderungan untuk memijat tuts-tuts terlalu keras. Beberapa karakteristik kekuatan jarak (force distance) dari saklar-saklar keybord, dirancang untuk umpan balik yang dapat dirasakan, akan ditunjukkan pada gambar 13.6.

  1. membangun beberapa ketahanan (resistan) pada kontrol dengan cara lain juga memelihara atau mengontrol ditempat yang terang dan keras. Ketahanan gerak dari kontrol mungkin menjadi suatu umpan-balik yang berguna, contohnya : setir mobil dan tekanan progresif pada beberapa system pengeraman 

Gambar-Gambar terkait dengan prinsip-prinsip Sistem Kontrol :

V. JENIS-JENIS SISTEM KONTROL

Sistem Kontrol ada 2 jenis, yaitu :

1)      Open-Loop Control System (Sistem Kontrol Lup terbuka) :  Sistem kontrol yang  keluarannya tidak mempengaruhi terhadap aksi pengontrolannya.

Pada sistem kontrol lup terbuka, keluarannya tidak diukur atau diumpan balikkan untuk dibandingkan dengan masukan. Gambar 13.8 menunjukkan hubungan masukan keluaran untuk sistem lup terbuka. Sebuah contoh praktis adalah mesin cuci. Perendaman, pencucian, dan pembilasan pada mesin cuci dioperasikan pada basis waktu tertent.Mesin ini tidak mengukur sinyal keluaran, misalnya kebersihan pakaian.

Pada setiap kontrol lup terbuka keluaran tidak dibandingkan dengan masukan acuan. Sehingga, untuk setiap masukan acuan, terdapat suatu kondisi operasi yang tetap. Jadi, ketelitian sistem bergantung pada kalibrasi. (Sistem kontrol lup terbuka harus dikalibrasi dengan hati-hati dan harus menjaga kalibrasi tersebut agar dapat dimanfaatkan dengan baik). Dengan adanya gangguan, sistem kontrol lup terbuka tidak dapat bekerja seperti yang diinginkan. Kontrol lup terbuka dapat digunakan dalam praktek hanya jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui dan jika tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal. Jelaslah bahwa sistem semacam ini bukan sistem kontrol berumpan balik. Perhatikan bahwa setiap sistem kontrol yang bekerja pada basis waktu adalah lup terbuka. Sebagai contoh, pengontrolan lalu lintas dengan sinyal yang dioperasikan pada basis waktu adalah, contoh lain dari kontrol lup terbuka. 

Gambar. 13.8. Sistem kontrol lup terbuka

2)      Closed-loop Control System (Sistem Kontrol lup tertutup): Sistem kontrol yang  keluarannya mempengaruhi langsung terhadap aksi pengontrolannya.

Jadi, sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol berumpan-balik. Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan-balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal keluaran dan turunannya) di umpamakan ke kontroler untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah ”lup tertutup” berarti menggunakan aksi umpan-balik untuk memperkecil kesalahan sistem. Gambar 13.9 menunjukkan hubungan masukan-keluaran dari sistem kontrol lup tertutup.            

Pada gambar diatas manusia bekerja sebagai kontroler. Ia ingin menjaga temperature air panas pada tingkat tertentu. Termometer yang dipasang pada pipa keluaran air panas mengukur temperatur yang sebenarnya. Temperatur ini adalah keluaran sistem. Jika operator membaca petunjukan thermometer dan mendapatkan bahwa temperatur lebih tinggi daripada harga yang diinginkan, maka ia akan memperkecil besarnya catu uap untuk menurunkan temperatur ini. Ada kemungkinan bahwa temperature menjadi terlalu rendah sehingga perlu mengulangi rangkaian operasi diatas pada arah yang sebaliknya.

Aksi kontrol ini didasarkan pada operasi lup tertutup. Karena baik balikan dari keluaran (temperatur air) untuk perbandingan dengan masukan acuan dan aksi pengontrolan terjadi melalui  aksi operator, maka sistem ini disebut sistem kontrol manual berumpan balik (manual feedback control) atau sistem kontrol manual lup tertutup (manual closed loop control).

Jika kontroler automatik digunakan untuk menggantikan operator manusia seperti ditunjukkan pada gambar 13.11, sistem kontrol tersebut menjadi automatik, yang biasa disebut sistem control automatic berumpan-balik atau sistem control automatik lup tertutup. Posisi penunjuk pada kontroler automatik menyetel temperatur yang diinginkan. Keluaran, temperatur air panas yang sebenarnya, yang diukur dengan alat ukur temperature, dibandingkan dengan temperatur yang diinginkan untuk membangkitkan sinyal kesalahan penggerak. Untuk maksud ini, temperatur keluaran diubah menjadi satuan yang sama dengan masukan (titik stel) dengan menggunakan transduser. (Transeduser adalah suatu peralatan yang merubah suatu sinyal dari satu bentuk laian). Sinyal kesalahan yang dihasilkan oleh kontroler automatik diperkuat, dan keluaran kontroler dikirim ke katup pengontrol untuk merubah bukaan katup dalam mencatu uap untuk koreksi temperature air yang sebenarnya. Jika tidak ada kesalahan, maka tidak diperlukaan perubahan bukaan katup.

Pada sistem yang ditinjau di sini, perubahan temperature sekeliling, temperatur air dingin masukan, dan sebagainya, dapat dipandang sebagai gangguan eksternal.

Sistem kontrol manual berumpan-balik dan sistem kontrol automatik berumpan balik tersebut dapat bekerja dengan cara yang sama. Mata operator adalah analog dengan alat ukur kesalahn, otaknya analog dengan kontroler automatik, dan otot-ototnya analog dengan aktuator.

Pengontrolan sistem yang kompleks dengan operator manusia adalah tidak efektif karena terdapat beberapa hubungan timabal-balik antara beberapa variable. Perhatikan bahwa pada dalam sistem yang sederhana pun kontroler automatik akan menghilangkan setiap kesalahan operasi disebabkan oleh manusia. Jika diperlukan pengontrolan presisi tinggi, pengontrolan harus automatik.

Banyak sistem lup tertutup dapat dijumpai di industri dan dalam kehidupan sehatri-hari (di rumah). Beberapa contoh adalah semua sistem servomekanisme, sebagian besar sistem pengontrolan proses, lemari es, pemanas air automatic, dan sistem pemanas ruangan denagn kontrol termostatik.

           

VI. PERBANDINGAN ANTARA SISTEM KONTROL LUP TERBUKA DAN   TERTUTUP

            Suatu kelebihan dari sistem kontrol lup tertutup adalah pengguanaan umpan balik yang membuat respon sistem relatif kurang peka terhadap ganggaun eksternal dan perubahan internal pada parameter sistem. Jadi mungkin dapat digunakan komponen-komponen yang relatif kurang teliti dan murah untuk mendapatkan pengontrolan “plant” dengan teliti, hali ini tidak mungkin diperoleh pada sistem lup terbuka.

            Dari segi kestabilan, sistem kontrol lup terbuka lebih mudah dibuat karena kestabilan selalu bukan merupakan persoalan utama. Sebaliknya, kestabilan selalu merupakan persoalan utama pada sistem kontrol lup tertutup karena cenderung terjadi kesalahan akibat koreksi berlebih yang dapat menimbulkan osilasi pada amplitude konstan ataupun berubah.

Harus ditekankan bahwa untuk sistem dengan masukan yang telah diketahui sebelumnya dan tidak ada gangguan, maka disarankan untuk menggunakan kontrol lup terbuka. Sistem kontrol lup tertutup mempunyai kelebihan hanya jika terdapat gangguan yang tidak dapat diramal dan/atau perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen sistem. Perhatikan bahwa batas kemampuan daya keluaran ikut menentukan biaya, berat dan ukuran sebuah sistem servomekanisme (atau penanaman modal, tenaga kerja, dan sebagainya, pada sistem bisnis). Untuk memperkecil daya yang diperlukan oleh sistem, bila mungkin dapat digunakan control lup terbuka. Kombinasi yang sesuai antara control lup terbuka dan tertutup biasanya lebih murah dan akan memberikan performansi sistem keseluruhan yang diinginkan.

             Beberapa sistem kontrol lup terbuka yang sering dijumpai dapat diubah menjadi sistem kontrol lup tertutup, jika operator manusia dipandang sebagai kontroler, membandingkan masdukan dan keluaran kemudian melakukan aksi koreksi yang berdasarkan pada selisih atau kesalahan yang diperoleh.

            Jika  kita berusaha menganalisis sistem kontrol lup tertutup yang melibatkan operator manusia semacam itu, kita akan memnjumpai persoalan yang sulit dalam menuliskan persamaan yang menggambarkan perilaku manusia. Salah satu dari beberapa faktor yang kompleks dalam kasus ini adalah kemampuan penalaran dari operator manusia. Jika operator mempunyai banyak pengalaman, ia akan menjadi kontroler yang lebih baik, dan hal ini harus diperhitungkan dalam menganalisis sistem semacam itu. Sistem ckntrol yang mempunyai kemampuan untuk menalar disebut sistem kontroldengan penalaran (learning control system). Konsep ini masih cukup barudan belum diselidiki sepenuhnya. Berbeda dengan sistem kontrol adaptif , konsep ini sudah bayak dikenal dan menjadi perhatian disainer sistem, karena pada sistem kontrol adaptif, mempunyai karakteristik dinamik yang diidentifikasikan setiap saat sehingga parameter kontroler dapat diatur untuk menjaga performansi optimal, disamping itu sistem kontrol adaptif mengikuti perubahan sekeliling, juga kan menyesuaikan kesalahan-kesalahan atau ketidakpastian disain teknik yang layak dan akan mengkompensasi kerusakan sebagian kecil komponen-komponen sistem sehingga memperbesar keandalan sistem keseluruhan.

 

VII. BEBERAPA CONTOH ILUSTRASI SISTEM KONTROL  

            Beberapa Contoh Ilustrasi Sistem Kontrol:

Sistem pengontrolan tekanan, gambar 13.12. menunjukkan suatu sistem pengontrolan tekanan. Tekanan dalam tungku dikontrol berdasarkan posisi “damper”. Tekanan ini diukur dengan elemen pengukur tekanan. Jadi, sinyal yang diperoleh diumpankan ke kontroler untuk dibandingkan dengan tingkat yang diinginkan. Jika terdapat perbedaan atau kesalahan, keluaran kontroler diumpankan ke akuator yang mengatur posisi damper untuk memperkecil kesalahan.

Gambar. 13.12 Sistem pengontrolan tekanan

           

            Sistem Pengontrolan kecepatan. Prinsis dasar dari governor watt untuk mesin uap dilukiskan dengan diagram skematik pada gambar 13.13. besarnya laju aliran uap yang masuk ke silinder mesin diatur sesuai dengan selisih antara kecepatan mesin yang diinginkan dan kecepatan mesin sebenarnya. Urutan aksi pengontrolan dapat dinyatkan sebagai seberikut : masukan acuan (titik stel) disetel sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Jika kecepatan yang sebenarnya turun dibawah tingkat yang diinginkan, maka gaya sentrifugal dari governor kecepatan mengecil, menyebabkan katup pengontrol bergerak ke atas, mencatu uap yang lebih banyak sehingga kecepatan mesin membesar sampai dicapai tingkat yang diinginkan. Sebaliknya, jika kecepatan mesin melebihi tingkat yang diinginkan, maka gaya sentrifugal dari governor kecepatan membesar, menyebabkan katup pengontrol bergerak ke bawah. Hal ini akan memperkecil catu uap sehingga kecepatan mesin mengecil samapai tingkat yang dii ginkan.

            Gambar 13.13. Sistem pengontrolan kecepatan

            Sistem pengontrolan lalu lintas. Pengontrolan lalu-lintas dengan sinyal lalu lintas yang dioperasikan pada basis waktu membentuk sebuah control lup terbuka. Meskipun demikian, jika jumlah mobil yang menunggu di setiap sinyal lalu lintas pada suatu daerah yang ramai sekali, pada suatu kota, diukur secara kontinyu dan informasinya dikirim ke pusat computer yang mengontrol sinyal-sinyal lalu lintas, maka sistem semacam ini menjadi lup tertutup. Pergerakan lalu lintas dalam jaringan adalah cukup kompleks karena variasi dari volume lalu lintas sanagt bergantung pada jam dan hari dalam satuan minggu, maupun pada beberapa factor yang lain. Dalam beberapa hal distribusi poisson dapat diterapkan untuk kedatantan pada persimpangan, tetapi hal ini tidak perlu berlaku untuk semua persoalan lalu-lintas. Pada kenyataannya, menimimumkan waktu tunggu rata-rata adalah persoalan control yang sangat kompleks.                                   

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 Ogata, Katsuhiko. Teknik Kontrol Automatik (Sistem Pengaturan) Jilid I. 1995. Erlangga : Jakarta

  • Nurmianto, Eko. Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. 2004. Guna Widya : Surabaya
  • http://he-cda.wiley.com/WileyCDA/

 

Proposal PKLI Industri

Proposal PKLI Industri

A. LATAR BELAKANG

Di era globalisasi di saat sekarang ini, perubahan-perubahan sangat sering dan cepat terjadi di sekeliling kita, perguruan tinggi di Indonesia yang diharapkan mampu menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan serta pengembangan sumber daya manusia, khususnya bagi generasi muda Indonesia untuk lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan cepat dan maksud kita tidak ketinggalan terlalu jauh dengan negara-negara lain. Universitas Islam Negeri Malang yang merupakan satu dari sekian banyak lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang mengembangkan ilmu pengetahuan, agama islam, teknologi, serta pengembangan hasil budaya yang bernafaskan islam turut berperan dalam proses melahirkan generasi-generasi muda yang memiliki kemampuan intelektual dan profesionalisme dalam disiplin ilmu yang dikuasai serta sesuai dengan minat dan bakat pada masing-masing individu mahasiswa.

Banyak mahasiswa yang berkeinginan kuat untuk mengaplikasikan teori-teori yang mereka dapatkan di bangku kuliah agar dapat dipraktekkan pada kehidupan nyata serta dapat dipakai di dunia kerja dan tidak lupa yang terpenting adalah pengabdian pada masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung. Maka, fungsi dari lembaga pendidikan sendiri adalah mempersiapkan mahasiswa yang terampil dan profesional yang berbekal pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesinya yang memadukan antara wawasan teoritis serta praktis yang telah mereka terapkan.

Untuk dapat mewujudkan gagasan yang telah disebutkan tadi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang menanggapi serta merespon positif dengan adanya program program program Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI). Dikarenakan program ini merupakan sarana belajar praktis bagi para mahasiswa untuk mewujudkan wawasan operasional praktis yang dipelajarinya dan selama ini masih menjadi wawasan konseptual teoritis para mahasiswa.

 

B. DASAR-DASAR PKLI

Dasar pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI) ini adalah

1.      Pancasila

2.      Undang-Undang Dasar 1945

3.      Peraturan pemerintah No. 60 Tahun 1990, tentang pendidikan tinggi

4.      Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

5.      Rapat pimpinan Universitas Islam Negeri Malang, pimpinan fakultas, dan pimpinan LPM tentang pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI).

 

C.    TUJUAN

Tujuan Umum

Diharapkan dengan pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI) yang akan dilaksanakan nantinya, tujuan yang ingin kami capai adalah :

1. Melatih mahasiswa agar mampu mengaplikasikan teori yang telah didapatkan di bangku kuliah

2.      Praktek secara langsung tentang setting kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

3.      Mengembangkan wawasan dan ketrampilan tentang strategi pembelajaran, keilmuan, penelitian serta pengabdian masyarakat

4.      Meningkatkan partisipasi masyarakat industri (karyawan) dalam mengembangkan lembaga pendidikan dan social keagamaan

5.      Terbentuknya koordinasi dan komunikasi yang progresif dan sistematis antara Fakultas Psikologi UIN Malang dengan pengelola dan lembaga profesi yang terkait.

Tujuan Khusus

1.  Ingin mengembangkan ilmu, teori, dan pengalaman yang belum kami dapatkan di bangku perkuliahan sebagai upaya pengembangan diri sesuai dengan nilai (value) dan tujuan perusahaan

2.  Berkeinginan menjadi mitra dalam suatu kerjasama yang sesuai dengan disiplin  ilmu yang kami dapatkan dari bangku perkuliahan.

 

D. MANFAAT PROGRAM PKLI

Setelah program Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI) ini dapat terlaksana, manfaat yang diharapkan dari hal ini antara lain :

1.      Terjadinya kerjasama yang baik antara perusahaan terkait dengan pihak Fakultas Psikologi UIN Malang

2.      Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam melihat realita serta mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari

3.      Membantu perusahaan yang sesuai kebutuhan dan keperluan sebagai wahana belajar teori dan praktek yang didapat oleh mahasiswa.

                                                                                       

E. PENAWARAN PROGRAM PKLI

  1. Base On Theory

      Yang dimaksud dari Base On Theory adalah setelah mendapatkan pengetahuan melalui proses perkuliahan, diharapkan dapat terwujud secara praktis ketika  diterapkan dilapangan. Teori yang kami peroleh adalah:

a. Training Needs Analysis

§ Organization Analysis, sebagai bahan pengambilan keputusan terhadap jumlah orang yang perlu dan segera dilatih dalam waktu dekat untuk berbagai klasifikasi pekerjaan.

§ Task Analysis, sebagai studi rinci tentang pekerjaan untuk menentukan keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam pekerjaan.

§ Person Analysis, sebagai studi tentang kebutuhan tenaga kerja dari tingkat pendidikan, pengalaman, keterampilan, sikap dan motivasi pribadi dalam pekerjaan  

b. Performance Appraisal

Adanya penilaian prestasi kerja pada karyawan sebagai sumber daya manusia yang telah ada dalam suatu perusahaan. Berdasarkan hal tersebut kami menawarkan program kepada perusahaan untuk membantu membuat sistem penilaian kerja karyawan.

Lebih jelasnya, penilaian prestasi kerja mempunyai tujuan untuk :

§ Membedakan tingkat prestasi kerja setiap karyawan

§ Menganbilan keputusan administrasi : seleksi, promosi, retention, emotion, transfer, termination, dan kenaikan gaji.

§ Pemberian pinalti seperti : bimbingan untuk meningkatkan motivasi dan diklat untuk mengembangkan keahlian.

2.  Base On Case

Apabila kami dibutuhkan untuk terlibat langsung terutama untuk menyelesaikan masalah khususnya yang menyangkut aspek-aspek psikis (mental) yang tercermin dalam prilaku

a)            Mengadakan observasi secara langsung terhadap perusahaan yang anda pimpin, yaitu dilaksanakan pada saat kami melakukan magang

b)            Mengadakan analisa dari observasi yang telah dilaksanakan

c)            Membuat laporan setelah kami melakukan observasi dan analisa serta menyerahkannya kepada perusahaan yang anda pimpin.

       3.  Pengabdian terhadap Masyarakat

    Pengabdian kepada masyarakat merupakan wujud pengabdian mahasiswa ketika magang kepada masyarakat yang ada disekitar perusahaan maupun kepada karyawan yang sifatnya lebih mengarah pada keilmuan psikologi secara umum maupun keagamaan dan lepas dari kegiatan keprofesian.

 

F.     PELAKSANAAN PROGRAM PKLI

 Adapun pelaksanaan dari program Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI)  yang akan kami laksanakan itu antara pada tanggal 28 Juli sampai dengan 10 Oktober 2008 sesuai dengan izin dari pihak fakultas. Untuk itu kami memohon kepada PT.ECCO Indonesia yang anda pimpim untuk bekerja sama dalam mewujudkan hal tersebut.

 

G.    JUMLAH PESERTA PROGRAM PKLI

Peserta program Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI) ini adalah sejumlah  2 (dua) orang mahasiswa, yang terdiri dari 1 (satu) orang mahasiswa dan 1 (satu) mahasiswi.

 

H.    PENUTUP

Demikian proposal ini kami ajukan semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya. Serta diharapkan program magang ini dapat bermanfaat dan menjalin kerja sama yang baik antara PT.ECCO Indonesia dengan fakultas psikologi UIN Malang. Untuk informasi mengenai detail data diri; pengalaman dan kemampuan kami sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan:

1.      Curikulum Vitae

2.      Kartu Hasil Studi sampai dengan semester V

3.      Sertifikat- setifikat

Besar harapan kami untuk bisa diterima PKLI ditempat Bapak/Ibu Pimpin. Demikian proposal PKLI kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

teori TERRY


Presiden Yudhoyono:

Delapan Langkah Berantas Korupsi


Jakarta, 28/4/2005: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan delapan langkah pemberantasan korupsi setelah enam bulan pemerintahannya. Penetapan itu dilakukan dalam rapat koordinasi pemberantasan korupsi dengan jajaran pemerintah maupun luar pemerintah di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (28/4/2005).


Langkah Pertama, membersihkan "rumah" sendiri dari korupsi untuk menggugah dan mengajak rakyat melakukan langkah yang sama. Yang dimaksud rumah sendiri adalah Sekretariat Negara termasuk yayasan-yayasannya, Sekretariat Kabinet, Kantor Presiden dan Kantor Wakil Presiden.
Langkah kedua, mencegah besarnya kerugian negara yang diakibatkan oleh penyimpangan pengadaan barang dan korupsi pengadaan barang.


Langkah Ketiga, mencegah penyimpangan termasuk dalam tender proyek-proyek rekonstruksi Aceh yang cukup besar selama empat tahun. Langkah Keempat, mencegah penyimpangan tender bagi pembangunan infrastruktur lima tahun ke depan. Langkah Kelima, berdasarkan bukti-bukti permulaan dan dugaan kuat terjadi korupsi dan penyimpangan di berbagai lembaga pemerintah dan swasta, pemerintah akan melakukan langkah-langkah hukum.


Langkah Keenam, mencari dan menemukan terpidana yang telah dijatuhi hukuman atau yang sedang menjalani proses hukum yang diduga kuat berada di luar negeri. Langkah ketujuh adalah melakukan peningkatan intensitas pemberantasan penebangan liar. Dan, Langkah Kedelapan, pemerintah akan melakukan penelitian terhadap pembayaran pajak dan cukai tahun 2004.
Saat jumpa pers, Presiden didampingi seluruh pejabat yang turut serta dalam rapat koordinasi, di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Widodo AS, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiqurrahman Ruki.


Presiden Yudhoyono menyebut bahwa rapat koordinasi yang akan dilakukan sekali sebulan itu bukan lagi sekadar membangun wacana, melainkan sudah membuat langkah-langkah nyata. "Sebuah action plan yang bisa diukur kemajuannya. Oleh karena itu, rapat seperti ini akan dilaksanakan setiap bulan di mana kita akan mengukur kemajuannya. Kalau ada hambatan-hambatan, kita akan carikan solusinya," ujarnya.


Yudhoyono mengakui, selama enam bulan pemerintahannya ada beberapa hasil yang telah dicapai dalam upaya pemberantasan korupsi yang dipimpinnya langsung meskipun belum besar sekali. Menurutnya, selama enam bulan ini pemerintahannya telah berhasil mencegah keinginan orang untuk korupsi. "Saya memaknai langkah-langkah pencegahan atau tindakan preventif sudah mulai membuahkan hasil. Ini akan menjadi modalitas langkah awal yang harus ditindaklanjuti," ujarnya.  *e-ti/cnm
 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

 

  1. Presiden Susilo Bambang Yudoyono, dalam teori Terry telah melakukan suatu kebijakan dalam kepemimpinannya yang didalam teorinya Terry adalah planning. yaitu dengan mengeluarkan kebijakan delapan langkah memberantas korupsi.
  2. Presiden Susilo Bambang Yudoyono, dalam teori Terry, juga telah melakukan prilaku controlling terhadap kinerja bawahannya, agar tidak melakukan tindak korupsi.
  3.  Presiden Susilo Bambang Yudoyono, juga membangun paradigma bawahannya atau yang dipimpinnya menuju paradigma berpikir dan bertindak bersih tanpa korupsi

 

Dalam tulisan ini, merupakan suatu implementasi dari peran kepemimpinan yang mengusahakan suatu pengkondisian lingkungan dengan menggunakan manajemen. Dalam halnya presiden Susilo Bambang Yudoyono yang menetapkan 8 langkah pemberantasan korupsi.

Ini adalah suatu contoh peran kepemimpinan oleh SBY dalam hal melakukan perannya sebagai presiden dalam melakukan pengkondisian kehidupan baik dalam tataran eksekutiv, legislativ, maupun pada tataran kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas dari tindak korupsi. Yang sebagaimana telah dijelaskan didalam tulisan tersebut.        

Trance Disorder and Ruqyah Therapy


Trance Disorder and Ruqyah Therapy (Multi Case Research On
Patients With Trance Disorder Using Ruqyah Therapy
 by. Zulkhair, S.Psi

ABSTRAK
Zulkhair. 2008. Gangguan Kesurupan Dan Terapi Ruqyah (Penelitian Multi
Kasus Penderita Gangguan Kesurupan Yang Diterapi Dengan Ruqyah Di Dua
Lokasi Pengobatan Alternatif Terapi Ruqyah). Skripsi. Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Drs. Zainul Arifin, M. Ag.
Kata Kunci: Gangguan Kesurupan; Terapi Ruqyah.

Keyakinan akan adanya pengaruh jin dalam gangguan perilaku seseorang
tidak pernah hilang dari masyarakat, khususnya umat Islam. Mereka menyebutnya
dengan kesurupan. Ketika mengalami hal tersebut salah satu pengobatan yang
dituju adalah pengobatan religi dalam bentuk ruqyah. Dari fenomena ini muncul
beberapa pertanyaan yang menarik untuk diteliti, yaitu, (1) Bagaimanakah bentuk
gangguan kesurupan yang terjadi pada subyek penelitian? (2) Faktor apa saja yang
mempengaruhi terjadinya gangguan kesurupan? (3) Bagaimana proses terapi
ruqyah yang diberikan pada penderita gangguan kesurupan? (4) Bagaimana
perubahan perilaku pada subyek setelah diberikan terapi ruqyah?
Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat mendeskripsikan gangguan
kesurupan yang terjadi pada subyek penelitian, menganalisa faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya gangguan, mendeskripsikan proses terapi ruqyah yang
diberikan pada ketiga subyek, dan perubahan perilaku yang terjadi pada mereka
setelah diberikan terapi ruqyah.

Untuk meneliti hal tersebut, digunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif dalam setting studi kasus. Pengumpulan data menggunakan metode
wawancara, observasi, dokumentasi dan tes psikologi. Analisa data menggunakan
metode Miles dan Hoberman dengan melalui tiga tahap, yaitu data reduction,
data display, dan conclution drawing atau verivication (Sugiyono, 2007: 91-99).
Pengecekan keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber dan metode.
Hasil penelitan menunjukkan gangguan kesurupan yang dialami ketiga
subyek – dalam perspektif psikologi – ada dua macam. Pertama, skizofrenia
residual yang terjadi pada subyek I; dan ke dua, gangguan nyeri yang terjadi pada
subyek II dan III. Sedangkan dalam perspektif Islam, indikasi pengaruh jin pada
gangguan yang dialami ketiga subyek tampak dalam beberapa gejala. Subyek I
mengalami kehilangan kontrol diri akibat halusinasi auditorik dan mengalami
gangguan tidur; subyek II mengalami gejala sakit kepala dalam jangka waktu
yang sangat lama; dan subyek III mengalami mimpi buruk dan rasa sakit di
tangan dalam jangka waktu yang cukup lama. Diketahui adanya latar belakang
psikologis dibalik gangguan yang dialami ketiga subyek. Kecuali subyek II, selain
faktor psikologis, ia pernah mengikuti latihan beladiri yang menggunakan ritual
pemanggilan jin. Untuk menerapi gangguan yang mereka alami, ketiga subyek
memilih untuk menggunakan metode ruqyah. Ruqyah dilakukan dengan cara
membacakan ayat-ayat al-Qur’an dan do’a-do’a yang dicontohkan Rasulullah
SAW dipadukan dengan teknik-teknik tertentu. Dalam proses ruqyah ketiga
subyek bereaksi dalam kondisi trans. Setelah diberikan terapi, ketiga subyek
merasakan adanya perubahan positif pada gangguan yang mereka alami.

 
ABSTRACTION
Zulkhair. 2008. Trance Disorder and Ruqyah Therapy (Multi Case Research On
Patients With Trance Disorder Using Ruqyah Therapy In Two Locations Of
Ruqyah Therapy Alternative Medication). Thesis. Psychology Faculty. State
Islamic University of Malang. Drs. Zainul Arifin M. Ag.
Key Words: Trance Disorder; Ruqyah Therapy.

The Conviction on the existence of genie influence in behavioral disorder
never lost from our society, especially in Muslim society. They call it kesurupan.
Usually, when the people get this disorder, the medication which is taken is a
religious medication as ruqyah. By this phenomenon there are some interesting
questions to be answered by this research, they are, (1) How are the forms of
trance disorder happened in research subjects? (2) What are the factors that
influence the trance disorder? (3) How is ruqyah therapy process that is given to
the patients of trance disorder (research subjects)? (4) How is the subject behavior
change after ruqyah therapy?

By this research, the researcher expects that he can describe the trance
disorder happened in research subjects. The researcher will analyze the factors
that influence the disorder, describe the ruqyah therapy process applied to three
subjects, and describe the behavior change of patient after applying ruqyah
therapy.
To research that case, the researcher uses descriptive qualitative research
method in the setting of case study. The data collecting uses interview,
observation, documentation method, and psychological tests. The data analysis
uses Miles’s and Hoberman’s method by three phases; those are data reduction,
data display, and conclusion drawing or verification (Sugiyono, 2007: 91-99).
Source and method triangulation method is used to check the validation of the
data.

This research describes that the trance disorder is happened in three subjects
– on the perspective of psychology – There are two kinds. The first is residual
schizophrenia that happened in the first subject; the second is ache disorder (kind
of somatoform disorder) that happened in the second and the third subjects
whereas. Based on Islam perspective, the indication of genie influences happened
in three subjects are visible in some symptoms. The first subject is loss of his
control because of hallucination of auditory and gets a nightmare; the second
subject get a headache symptom for along time; and the third subject get a
nightmare and feel pain on hand for along time. It has been known that there was
an existence of psychological problem background behind the disorder happened
in those three subjects. Except the second subject, besides the psychological
factor, he has ever followed the practice of self defense arts using ritual
denominating of genie. To treat the disorder happened, the three subjects choose
ruqyah method. Ruqyah is applied by reading of ayat al-Qur'an and some prayers
which are exampled by Rasulullah SAW allied with certain techniques. During
the process of ruqyah, those three subjects react in a trance condition. After
getting therapy, the three subjects feel positive change on disorder happened on them

Minggu, 30 Mei 2010

Model File KomputerTerhadap Kemampuan Mengingat Ayat Al-Qur’an


Pengaruh ”Model File KomputerTerhadap Kemampuan Mengingat Ayat Al-Qur’an

oleh Istianah, S.Psi



Istianah. 2009. Pengaruh ”Model File KomputerTerhadap Kemampuan Mengingat Ayat Al-Qur’an pada Santri TPQ Miftahur Rahman Jombang. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Dosen Pembimbing: M. Lutfi Mustofa, M.Ag.

Kata kunci: ”Model File Komputer”, Kemampuan mengingat

Ingatan merupakan suatu proses dimana saat manusia mempertahankan dan menggambarkan pengalaman masa lalunya dan menggunakan hal tersebut sebagai sumber informasi saat ini. Proses dari mengingat adalah menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut. Dalam dunia pendidikan ilmu keagamaan saat ini banyak sekali berbagai metode untuk meningkatkan kemampuan mengingat terutama dalam mempelajari dan menghafal ayat al-Qur’an. Dengan tujuan agar para pesera didik mampu membaca, memahami dan mengetahui isi kandungan dari suatu ayat al-Qur’an.

”Model file komputer adalah salah satu model yang digunakan dalam menghafal al-Qur’an, yang mana model teks ditulis yaitu menggunakan sistem cerita, sistem pengganti, sistem lokasi/loci, sistem angka, dan sistem kalimat. Dalam hal ini, semua surat dalam juz 30 masing-masing surat, nama surat, arti surat dan inti kandungan surat dibuat dalam bentuk gambar untuk memudahkan visualisasi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ”model file komputerterhadap kemampuan mengingat ayat al-qur’an di TPQ Miftahur Rahman Jombang yang berlokasi di desa Jatirejo, Diwek, Bandung, Jombang. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu (experiment quasi) dengan menggunakan menggunakan desain dua kelompok yaitu nonrandomized pretest-posttest control group. Subjek penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive sample (sampel bertujuan), sehingga didapatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ”model file komputer” dan variabel terikatnya adalah kemampuan mengingat. Instrumen yang digunakan adalah tes lisan, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 7 sampai dengan 14 januari 2009 di TPQ Miftahur Rahman Jombang. Analisis data yang digunakan adalah uji Ranking Bertanda Wilcoxon, dengan menggunakan bantuan komputer SPSS 11,5 for windows.

Berdasarkan hasil analisa data, kecepatan mengingat pada kelompok perlakuan diperoleh nilai asym sig= 0,080, dan kelompok kontrol= 0,043. Daerah kritis adalah Ha diterima jika nilai asymp sig > nilai a, maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Untuk ketepatan mengingat pada kelompok perlakuan diperoleh asym sig= 0,176, dan kelompok kontrol diperoleh= 0,042. Dimana Ha diterima jika nilai asy sig > nilai a, dengan demikian maka Ha diterima yang berarti bahwa tidak ada pengaruh sebelum dan sesudah menghafal pada kelompok kontrol. Nilai asy sig untuk rata-rata kecepatan mengingat yaitu 0,251, untuk ketepatan mengingat yaitu 0,916. Dengan demikian maka Ha ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa ”model file komputer” berpengaruh terhadap kemampuan mengingat santri.

Minggu, 23 Mei 2010

PSIKODINAMIKA PELAKU BULLYING PADA SALAH SATU SMA di Malang


PSIKODINAMIKA PELAKU BULLYING
PADA SALAH SATU SMA di Malang 

Oleh : Nor Amalia Abdiah, S.Psi

Tindak kekerasan terjadi di seluruh dunia bahkan di seluruh segmen
masyarakat. Kekerasan dapat muncul dengan berbagai cara dan dapat dilihat
dalam tindakan yang berbeda. Kekerasan juga dinamakan dengan agresifitas.
Agresivitas manusia merupakan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan
untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental.1
Kekerasan dapat terjadi kapan dan di mana saja. Kekerasan dapat
terjadi di rumah tangga, dunia kerja, bahkan dalam dunia pendidikan. Bahkan
seringkali sulit mencegah agar tindak kekerasan tidak menyebar. Kekerasan
bisa disebabkan oleh banyak hal, menindas orang lain karena menganggap
bahwa hal itu wajar dan harus dibalas dengan hal yang serupa tidak akan
memutus rantai kekerasan itu sendiri, tapi akan semakin menyebar dan subur.
Penelitian oleh sosiolog Murray Straus, Richard Gelles, dan Suzanne
Steinmetz melihat bahwa setiap agresi cenderung berlanjut.2 hasil penelitian
mereka yaitu semakin sering orang tua responden bertengkar, semakin sering
pula satu atau keduanya memukuli anak-anak mereka. Selain itu, banyak
orang tua agresif menularkan pandangan agresif mereka kepada anakanaknya.\
Penindasan menjadi sebuah isu hidup dan mati yang sering diabaikan
dalam kehidupan sehari-hari. Sampai akhirnya, berbagai kasus akibat
penindasan ini terungkap satu persatu ke permukaan, dan telah menelan
korban. Penindasan pada hakikatnya tidak bisa diremehkan oleh orang
dewasa, apalagi disangkal. Beberapa ahli sosial menyatakan bahwa
meningkatnya kecenderungan ke arah penindasan mungkin karena semakin
banyak orang yang merasa berhak membalas dendam kepada orang lain yang
mereka anggap telah berbuat salah pada mereka.
Bullying sebagai salah satu tipe agresif yang seringkali terjadi di
masyarakat seringkali tidak disadari keberadaannya. Menurut Pepler dan
Craig Bullying adalah bentuk pernyataan yang tegas akan kekuatan melalui
tindakan agresif.3 Ini terbentuk dan berganti sesuai usia : bullying usia
sekolah dan saat taman kanak-kanak, kekerasan seksual, penyerangan antar
geng, kekerasan dalam rumah tangga, penganiayaan anak, gangguangangguan
di tempat kerja, dan penaganiayaan saat usia lanjut usia. Bentuk
bullying bermacam-macam, di antara kasus-kasus bullying jarang yang yang
berbentuk kekerasan fisik atau berupa kekerasan mental berat. Bullying lebih
sering berupa gangguan yang ditujukan secara individu dalam bentuk
gangguan-gangguan ringan dan komentar-komentar yang tidak berbahaya.
Namun, karena sifat bullying adalah konstan dan tidak menunjukkan belas
kasihan, maka menjadi serangan agresif.
Stephenson dan Smith menjelaskan bahwa bullying digambarkan
sebagai bentuk dari interaksi sosial di mana individu yang dominan
memperlihatkan perilaku agresif dengan intensitas dengan alasan menekan
individu yang kurang dominan. Bullying tidak termasuk perilaku normal
anak-anak seperti perkelahian atau persaingan satu lawan satu antar saudara
kandung atau antar teman sebaya karena tuntutan persaingan.4
Bullying kadang-kadang sangat halus, tidak kentara sehingga kita
tidak sadar telah menjadi korbannya. Data statistic tahun 2003 menunjukkan
16 anak-anak di Inggris mengalami persoalan serius karena kasus Bullying.5
Ketidaksadaran akan bullying ini, menjadi perhatian besar. Bahkan, bisa jadi
pelaku bullying sendiri tidak menyadari bahwa dia telah melakukan tindakan
bullying. Perkataan-perkataan kasar, atau panggilan-panggilan buruk untuk
seseorang adalah salah satu tindakan bullying yang sering terjadi di
masayarakat Indonesia dan dianggap sebagai alat komunikasi yang wajar.
Pada dasarnya, pelaku bullying akan berusaha merendahkan diri
seseorang, dan menyebabkan nya memiliki pandangan negatif tentang diri
sendiri. Hal ini akan mengakibatkan korban bullying merasa tidak bahagia,
memengaruhi kinerja, tetapi juga membatasi relasi dengan orang lain, dan
menciptakan rintangan dalam kehidupan.
Pelaku bullying akan mengganggap bahwa penyelesaian masalah
dengan cara-cara kekerasan atau mengintimidasi orang lain adalah cara yang
harus ditempuh dalam memenuhi keinginannya. Hal ini akan mendorong sifat
premanisme yang akan terbawa hingga dewasa. Sehingga, pengalaman
kekerasan yang terjadi saat ia masa kecil akan berdampak pada perilaku nya
saat dewasa nanti. Bahkan, mereka kelak akan menindas anak-anak mereka
sendiri, gagal dalam hubungan pribadi, serta kehilangan pekerjaan. Jika
sekolah sebagai institusi pendidikan tidak bertindak tegas terhadap kekerasan
antar pelajar, maka ini artinya akan memupuk kekerasan dalam kehidupan
pelajar itu sendiri.
Di Indonesia, kasus bullying melanda beberapa sekolah, beberapa
sekolah di Malang ditemukan adanya kasus bullying dari tingkat sekolah
dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Kasus-kasus ini jarang
menguak ke permukaan karena guru, orangtua, bahkan siswa belum memiliki
kesadaran tentang bullying. Beberapa kalangan masyarakat menganggap
bullying adalah sesuatu yang wajar yang pasti terjadi dalam fase kehidupan,
sehingga ini menjadi kebiasaan turun-temurun.
Pada bulan Agustus 2008, SMA Shalahuddin SMA yang dulunya
bernama SMA Nahdhatul Ulama terdeteksi adanya tindak kekerasan yang
dilakukan oleh siswi kelas XII IPS 2 terhadap teman sekelasnya sendiri, dan
ini menyeruak ke media massa. Tak berselang lama, pada bulan Nopember
2008 kasus serupa terulang kembali dengan kasus bullying yang terjadi di
SMU Cokro Aminoto oleh geng siswi sekolah tersebut. Ironisnya, salah satu
pelakunya dan korban adalah siswi pindahan dari SMA Shalahudin, dan ini
adalah alasan utama peneliti memlih SMA Shalahuddin sebagai tempat
penelitian.
Selain itu, peneliti menemukan 10 siswa dari kelas 1 dan kelas 2 IPS
1 (6 laki-laki dan 4 perempuan) pada SMA Shalahuddin yang teridentifikasi
pernah melakukan aksi bullying baik sebagai pelaku atau sebagai korban.6
Pertengahan Juni 2008 lalu, para remaja putri di Pati, Jawa Tengah.
Kelompok yang menamakan dirinya dengan Geng Nero (neko-neko
dikeroyok) melakukan tindak kekerasan di sekolah, masih duduk di kelas 1
SMA. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan bagi kita, yang
sebelumnya tidak pernah mengira bahwa akan ada kekerasan yang dilakukan
oleh remaja putri. Kekerasan yang dilakukan oleh anak laki-laki, mungkin
sudah biasa bagi kita, bahkan tawuran pelajar kerap mewarnai berita-berita di
media massa atau telinga kita. Namun, geng ini sepenuhnya adalah
perempuan. Hanya karena persoalan sepele, ada sedikit kesalahan, atau ingin
menjadi anggota geng ini, anak kerapkali mendapat ujian atau hukuman
Maraknya aksi bullying atau tindakan yang membuat seseorang
merasa teraniaya di sekolah, baik oleh sesama siswa, alumni, atau bahkan
guru itu sendiri. Bullying yang menyeruak ke permukaan seperti kasus di atas
adalah tipe bullying berjenis kekerasan fisik, sedangkan bullying yang sangat
halus yakni bullying melalui verbal, dan emosional jarang terungkap karena
keidaksadaran akan bullying tersebut.
Bullying di sekolah memiliki akibat buruk saat korban berusaha
menghadapinya, tetapi gagal. Mereka berusaha untuk membolos dan
melakukan perilaku yang buruk, seperti berbohong, tugas sekolah tidak
dikerjakan dengan baik, menjadi tak bersemangat atau bahkan depresi. Anakanak
yang menjadi korban bullying ini menghabiskan banyak waktu untuk
memikirkan cara guna menghindari trauma karena merasa tidak aman di
sekolah dan hanya memiliki sedikit energi untuk belajar.
Beberapa penelitian sebelumnya, yakni penelitian yang dilakukan
oleh Kumpulainen, Whitney, dan Smith7 juga ditemukan perbedaan umur dan
gender yang dapat memengaruhi perilaku bullying. Pada usia 15 tahun, anak
laki-laki ditemukan lebih cenderung mem-bully dengan kontak fisik
langsung, sementara anak perempuan lebih cenderung mem-bully dengan
perilaku tidak langsung. Namun tidak ditemukan perbedaan dalam
kecenderungan melakukan bullying verbal langsung. Pada usia 18 tahun,
kecenderungan anak laki-laki mem-bully dengan kontak fisik menurun tajam,
dan kecenderungannya untuk menggunakan perilaku verbal langsung dan
perilaku tidak langsung meningkat, meskipun anak perempuan masih tetap
lebih tinggi kecenderungannya dalam hal ini.
Menurut survei sebuah media massa, selama tahun 2000-2005
terdapat 30 kasus bunuh diri anak berusia 9-15 tahun sebagai akibat dari
bullying. Mayoritas penelitian tentang fenomena bullying dilakukan di
Negara Eropa dan Australia. Dalam penelitian internasional terhadap perilaku
kesehatan remaja, prosentase pelajar yang dilaporkan paling sedikit dari yang
rendah adalah 15 % - 20 % di beberapa negara sampai tinggi nya mencapai
70 % pernah satu kali menjadi korban bullying dalam perkembangan
hidupnya.8 Fakta keprihatinan lain nya adalah fenomena bullying itu terjadi
satu kali dalam seminggu atau lebih.
Bullying juga salah satu indikasi dari ketidakmampuan seseorang
dalam peneyesuaian diri (maladjustment) yang kadang dihubungkan oleh
miskinnya kesehatan dikarenakan stress yang menghimpit.9 Kaltiala
menemukan bahwa kecemasan dan depresi paling sering dilaporkan sebagai
akibat dari bullying.10
Erich Fromm menuliskan bahwa perilaku kekerasan dipicu oleh
berbagai faktor, dan salah satunya adalah kondisi psikologis. Narsisisme,
salah satu kajian Fromm dalam memahami kekerasan dijabarkan sebagai
kondisi pengalaman seseorang di mana yang ia rasakan sebagai sesuatu yang
benar-benar nyata hanyalah tubuhnya, kebutuhannya, perasaannya,
pikirannya, kekayaannya, atau benda-benda yang masih ada hubungan
dengannya. Sedangkan orang-orang atau benda- benda yang tidak menjadi
bagian darinya atau tidak dia butuhkan, tidaklah menarik, tidak sepenuhnya
nyata, dan hanya dipahami sebatas nalar, sedangkan dari segi perasaan tidak
memiliki bobot dan daya tarik.
Rasa keberhargaan ini bergantung pada gambar diri mereka yang
narsistik, dan bukannya kepada pencapaian-pencapaian mereka yang
sebenarnya. Ketika upaya-upaya mereka dikritik oleh orang lain, mereka
akan bereaksi dengan penuh kemarahan dan kekasaran, seringkali membalas
pengkritiknya dan berusaha menghancurkan mereka sampai habis. Jika kritik
terlalu menohok sehingga mereka tidak sanggup menghancurkan nya, maka
mereka menyimpan kemarahan itu dalam dirinya. Akibatnya, ia akan
memiliki perasaan tak berharga, memandang diri nya secara negatif11.
Bullying sendiri berawal dari perasaan negatif dalam memandang diri
sendiri, dan merasa tidak dicintai. Kemudian individu tersebut berusaha
untuk menghancurkan orang lain supaya ia merasa lebih baik, meskipun ia
sendiri tidak menyadari bahwa ia telah terjebak dalam perilaku negatif.
Dikarenakan pelaku bullying tidak memperoleh penghargaan dan pengakuan
dari orang lain, maka ia berusaha meningkatkan harga diri dengan
menyombongkan diri. Menyombongkan diri juga bisa membuat orang lain
semakin ingin melakukan bullying. Pelaku seringkali menciptakan bualanbualan
agar diperhatikan oleh orang lain. Pada akhirnya, yang tercipta adalah
lingkaran kebohongan.
Kesemua kasus yang cukuplah untuk diakhiri, memang seharusnya
tak hanya menjadi pembahasan para pemerhati pendidikan, maupun para
pemerhati anak karena ini bukanlah topik yang perlu diperbincangkan lagi.
Namun, sudah saatnya lah semua pihak memerhatikan dan mencari solusi
agar kejadian kekerasan tidak terjadi khususnya di institusi pendidikan.
Karena ini akan sangat menampar dunia pendidikan bahwa etika orang
terpelajar sudah semakin bobrok.
Kesadaran sekolah untuk peduli terhadap gerakan anti bullying
(kekerasan antar pelajar) dinilai masih sangat rendah, karena hingga saat ini
ternyata belum ada 1% sekolah yang memiliki program menolak bullying
(Depkom info). Dalam mengatasi masalah bullying di sekolah, pihak yang
paling banyak mengambil peran adalah sekolah itu sendiri.
Penelitian ini dianggap sangat penting, karena semakin hari kekerasan
dalam kehidupan semakin tinggi dan semakin menjamur. Maka dari itu,
peneliti memilih tema yang menggambarkan aspek psikodinamika perilaku
bullying. Selain itu, peneliti juga tertarik terhadap penguakan faktor yang
menunjang terjadinya kasus bullying.