Minggu, 28 Juli 2013

PERILAKU BERMASALAH

by. Psi UIN MALIKI '05
Menurut Rogers, pembentukan self berhubungan dengan pengalamannya. Hubungan self dengan pngalaman seseorang pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu : pertama kongruensi, pengalaman yang sesuai dengan self, kedua tidak kongruensi, pengalaman yang tidak sesuai dengan self dan yang terakhir adalah self yang tidak memiliki hubungan dengan pengalaman. Self yang sesuai dengan pengalaman biasanya oleh individu dikembangkan, diakui dan dinyatakan atau disimbolisasikan. Self yang tidak sesuai dengan pengalaman akan didistorsi dan ditolak. Sedangkan self yang tidak memiliki hubungan dengan pengalaman akan diabaikan.
            Menurut Rogers, self terbentuk melalui dua proses yakni :
  • Proses asimilasi
Proses asimilasi adalah proses pembentukan self yang terjadi karena akibat pengalaman langsung individu. Dengan pengalaman tersebut individu menyusun konsep dirinya tentang siapa dirinya. Sepanjang hidupnya  setiap individu memiliki pengalaman tertentu dan pengalaman-pengalaman itulah sedikit demi sedikit terdeferensiansi sebagai self-nya.
  • Proses introyeksi
Proses introyeksi merupakan proses pembentukan struktur self  yang terjadi karena adanya interaksi individu dengan orang lain atau lingkungan sekitar. Biasanya introyeksi diperoleh melalui interaksi dengan orang-orang terdekat. Berdasarkan penilaian orang lain tentang dirinya, dan individu itu menyetujui apa yang dinilai itu maka struktur self itu membentuk.
            Pengalaman seseorang baik pengalaman sendiri maupun pengalaman hasil interaksi dengan orang lain atau lingkungan sekitarnya tidak selalu membentuk struktur self individu. Pengalaman-pengalaman yang dapat terdeferensiasi sebagai struktur self adalah pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan struktur self, sedangkan pengalaman yang tidak sesuai akan ditolak atau dikaburkan. Pengalaman yang didistorsi adalah pengalaman yang disadari tetapi hanya dalam bentuk yang dibuat konsisten atau sesuai dengan konsep diri yang diimajinasi. Sedangkan pengalaman yang ditolak merupakan pengalaman yang tdak diakui sebagai bagian dari dirinnya dan /atau tidak diakui sebagai hal yang telah dilakukan.
            Pribadi dengan penyesuaian baik sangat erat hubungannya dengan pengalaman individu, yaitu segenap pengalamannya diasimilasikan dan disadari ke dalam hubungan yang selaras dengan konsepsi self. Sebaliknya, penyesuaian psikologis yang salah terjadi apabila konsepsi self menolak menjadi sadar pengalaman, yang selanjutnya tidak dilambangkan dan tidak diorganisasikan ke dalam struktur self secara utuh.
            Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dan ditolak untuk diintegrasikan dengan atau menjadi bagian dari struktur self akan menimbulkan ketegangan psikologis. Setiap pengalaman yang tidak selaras dengan organisme atau struktur self akan diamati sebagai ancaman, dan makin meningkat pengamatan itu akan makin tegas struktur self itu untuk mempertahankan diri.
            Dalam kondisi tertentu, pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dan tidak dianggap sebagai acaman terhadap struktur self, pengalaman-pengalaman itu dapat diamati dan diuji, yang akhirnya pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self akan diasimilasikan ke dalam struktur self  untuk merevisi struktur self yang sebelumnya sudah ada. Apabila orang mengalami dan menerima segala pengalamannya kedalam sistemnya yang integral dan selaras, maka dia akan lebih memahami orang lain dan menerima orang lain sebagai individu.
            Karakteristik perilaku bermasalah disini adalah pengasingan yakni orang yang tidak memperoleh penghargaan secara positif dari orang lain, ketidakselarasan antara pengalaman dan self (tidak kongruensi), mengalami kecemasan yang ditujukkan oleh ketidak konsistenan mengenai konsep dirinya, defensive, dan berperilaku yang salah penyesuaiannya.
PRINSIP-PRINSIP KONSELING
  1. konseling berpusat pada person difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih sempurna.
  2. menekankan pada dunia fenomenal klien, dengan jalan  memberi empati dan perhatian terutama pada persepsi klien dan persepsinya terhadap dunia.
  3. konseling ini dapat diteraapkan pada individu  yang dalam kategori normal maupun yang mengalami derajad penyimpangan psikologis yang lebih berat.
  4. konseling merupakan salah satu contoh hubungan pribadi yang konstruktuf.
  5. konselor perlu menunjukkan sikap-sikap tertentu untuk menciptakan hubungan terapeutik yang efektif kepada klien.
           
           




            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar