Oleh:
Meirina
Ramdhani
|
(05410060)
|
Aminah
Permata Ummu
|
(05410066)
|
Ratna
Husniyah Huda
|
(05410070)
|
Dewi
Mar’atul aslamiyah
|
(05410076)
|
Devi
Dwi Irawati
|
(05410095)
|
Acsan
Suseno
|
(05410100)
|
Sadid
Al Muqim
|
(05410065)
|
Bismillahirrohmanirrohim.
Dunia teknologi tidak pernah berhenti dan
menemui kepuasan untuk berlanjut menciptakan sensasi baru, terutama di bidang
lokomotif. Hal ini pun didukung minat konsumen kelas menengah ke atas untuk
terus mengkonsumsinya, sehingga tidak heran jika kepemilikannya dapat terbilang
tertier (sangat mewah). Lalu bagaimana dengan masyarakat menengah kebawah?
Semakin banyak stok lokomotif kendaraan
bermotor, termasuk mobil dan dan sepeda motor dengan desain selalu baru, yang
kemudian didistribusikan pada konsumen, maka ketertarikan untuk membeli juga
semakin besar. Hal ini, secara otomatis, akan memberi dampak besar pada
distribusi bahan bakar sebagai konsekuensi pengimbang meluasnya kepemilikan
kendaraan bermotor, baik secara pribadi, industri atau pemerintahan.
Seperti yang telah diungkap oleh media Jawa
Pos, edisi 21 Desember 2007 dan media TEMPO Interaktif, edisi 06 November 2007,
juga ikut bersuara tentang Konsumsi Premium yang diprediksi naik sebesar 6 persen.
Direktur Utama PT PERTAMINA (PERSERO) Ari
Sumarno mengatakan, bahwa konsumsi bahan bakar minyak jenis premium meningkat
dari kuota sekitar 16 juta kiloliter. "Kemungkinan naik 6 persen dari
kuota," kata Ari di sela-sela acara International Investment Summit,
Responding To The Energy Challenges, di Jakarta Convention Center.
Menurut Ari, peningkatan konsumsi premium
karena jumlah kendaraan bermotor juga naik. Premium merupakan Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang disubsidi pemerintah, di samping minyak tanah dan solar.
Dalam APBNP 2007, konsumsi BBM ditetapkan sebesar 36,1 juta kiloliter yang
terdiri atas premium 16,6 juta kiloliter, minyak tanah 9,6 juta kiloliter dan
solar 9,9 juta kiloliter.
Di edisi yang sama, TEMPO Interaktif, dengan
tema Realisasi Subsidi BBM yang Membengkak, juga sangat memprihatinkan. Realisasi
pengeluaran negara untuk subsidi BBM 2007 membengkak dari semula Rp 55,6
triliun menjadi Rp 91 triliun akibat lonjakan harga minyak dunia. Subsidi
listrik juga membengkak sekitar Rp 50 triliun dari sebelumnya Rp 32,44 triliun.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo
Yusgiantoro, pembengkakan subsidi BBM dan listrik tersebut tidak dapat dihindari karena secara rata-rata harga
minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sudah mencapai US$
72 per barel akibat lonjakan harga si emas hitam hingga US$ 96 per barel. ICP
merupakan patokan minyak untuk APBN, dan pada tahun 2007, pemerintah mematok
asumsi harga minyak US$ 60 per barel.
Harga minyak terus melonjak dalam tiga bulan
terakhir akibat memanasnya situasi di Timur Tengah dan berkurangnya stok di
Amerika Serikat. Saat itu (5/11) harga minyak mentah ringan untuk kontrak
pengiriman Desember di pasar New York mencapai US$ 94,98 per barel, turun
dibanding akhir pekan lalu dengan harga US$ 95,93 per barel.
Dari deskripsi di atas, maka menarik untuk
dibahas, terutama melalui sudut pandang perusahaan PERTAMINA (PERSERO) sebagai
pemegang monopoli terbesar atas migas untuk dibudidayakan menjadi tenaga bahan
bakar kendaraan bermotor, atau bahkan industri.
Kelompok kami akan memberikan analisa pada
pembahasan kali ini sebagai isu hangat di tahun baru 2008. Selamat menikmati.
A.
MASALAH
Kenaikan manual harga BBM akan menjadi
ancaman bagi semua kalangan kehidupan, mulai dari dengan motif sekedar bertahan
hidup hingga kemajuan industri. Di sisi lain, tanpa kita sadari, kenaikan harga
BBM tahun 2005 sekitar 180 persen, bukanlah sepenuhnya manjadi krus harga,
karena di dalamnya ada sekian persen dari subsidi pemerintah. Lalu bagaimana
jika subsidi itu dicabut? Dan bagaimana juga dengan perekonomian Indonesia?
Untuk mengurangi subsidi BBM, menurut Poernomo,
ada dua cara, yakni menaikkan harga BBM dan mengurangi volume konsumsi BBM.
Namun, pemerintah tidak akan mengambil opsi pertama yaitu menaikkan lagi harga
BBM. "Dampak sosialnya sangat besar, kemungkinan opsi kedua akan
diambil," ujarnya.
Beberapa ketidaksesuaian dapat ditemukan
sebagai permasalahan pokok, yang kemudian dapat digunakan sebagai acuan pokok
untuk menentukan kebijakan tentang opsi problem-solving. Klasifikasi ini dibuat
oleh penulis untuk mempermudah pembahasan, singkat kata sebagai batasan
permasalahan yang menjadi sebab kenaikan BBM, yaitu:
1) Melonjaknya harga minyak international,
2) Kendaraan bermotor semakin meluap, dan
3) Pengaruhnya terhadap perekonomian.
B.
TUJUAN
Seperti halnya keilmuan pada umumnya, namun
lebih dibidik dari sudut pandang psikologi, secara teoritis, hal ini akan
menemukan hipotesa baru untuk pengelolaan perusahaan, baik motivasi atau elemen
lainnya, baik individual atau kelompok, maupun profit atau non profit, dalam
menentukan kebijakan. Namun demikian, hal ini tidak dapat dijadikan pedoman
secara langsung dan pada tiap problem, karena pemeriksaan yang detail dan
kompleksitas problem yang selalu timbul dalam perusahaan.
Di sisi praktis, hal ini akan menjadi
dorongan individu untuk menentukan keputusan atau kebijaksanaan yang matang dan
terprediksi kelebihan dan kekurangannya, sehingga hasil yang diperoleh akan
semakin maksimal juga optimal, terlebih dalam persaingan perusahaan profit
lainnya, yang dalam hal ini pada monopoli migas.
kenaikan harga BBM
Sebagai keseimbangan perekonomian dan
keuntungan perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MOTIVASI
Motivasi tidak dapat dipisahkan
dari kebutuhan seseorang sebagai organisme yang hidup dalam melakukan suatu
perbuatan atau tindakan. Individu dalam melakukan sesuatu tidak akan lepas dari
adanya motivasi yang melatarbelakangi tindakannya tersebut.
Menurut Kartini Kartono, motivasi adalah
keadaan dalam diri individu yang memunculkan, mengarahkan dan mempertahankan
perilaku yang mendorong seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dorongan di
sini yaitu desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan
merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup.
McDonald menyatakan bahwa motivasi
merupakan respon terhadap sesuatu berupa rasa yang dibarengi dengan adanya
tujuan terentu yang teraplikasi melalui perbuatan dan tindakan.
Motivasi adalah faktor yang
mendorong seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Pada dasarnya, motivasi
adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan dan memberikan
kekuatan yang mengarah kepada pencapaian
kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. Oleh karena
itu, tidak akan ada motivasi jika tidak dirasakan rangsangan-rangsangan
terhadap hal semacam di atas yang akan menumbuhkan motivasi.
Motivasi memiliki pengaruh terhadap
tingkah laku individu yang bersangkutan. Ini dapat menjadi pendorong, pemberi
semangat untuk meraih sesuatu yang diinginkan, bisa juga menjadi pemelihara
agar seseorang tidak mudah putus asa dan patah semangat. Dengan motivasi yang
kuat, maka akan muncul mental kerja keras dan tidak mudah putus asa.
Teori-teori motivasi
1.
Teori Atribusi
Teori ini dicetuskan oleh Fritz Helder. Teori ini
berpendapat bahwa motivasi seseorang ditentukan oleh determinan-determinan
lingkungan. Oleh karena itu, motivasi dari tindakan seseorang dapat dilacak dari
bagaimana cara seseorang menafsirkan atau berusaha mengerti apa yang
melatarbelakangi peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
2.
Teori Harapan
Teori ini dicetuskan oleh Victor E. Vroom. Teori ini
beranggapan bahwa motivasi merupakan produk kombinasi antara besarnya keinginan
seseorang untuk mendapatkan reward tertentu dengan kemungkinan untuk
menyelesaikan tugas-tugas atau prasyarat-prasyarat yang diperlukan untuk
memperoleh reward itu.
3.
Teori Motif
Berprestasi
Teori ini dicetuskan oleh David McClelland. Teori ini
beranggapan bahwa perilaku manusia didasari oleh motivasi-motivasi berikut ini.
a.
Motivasi berprestasi (need
of achievement) tercermin dari perilaku individu yang selalu mengarah
kepada tugas-tugas yang menantang tanggung jawab secara pribadi. Ia terbuka
untuk menerima umpan balik guna memperbaiki prestasi inovatif-kreatif.
b.
Motivasi akan
kebutuhan kekuasaan (need of power) yang terlihat dari individu yang
selalu berusaha menanamkan pengaruh atas orang lain demi reputasinya sendiri.
c.
Motivasi akan
kebutuhan berafiliasi (need of affliation) yang terlihat pada perilaku
individu yang menyukai berkumpul dengan orang lain, membina hubungan dan
melakukan afilias-afiliasi baru.
B.
komunikasi
Setiap orang yang hidup dalam
masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa
terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua
orang yang saling berhubungan satu sama lain yang, karena berhubungan, menimbulkan
interaksi sosial. Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi.
Secara etimologis, komunikasi
berasal dari bahasa Latin “communication” yang bersumber
dari kata “communis” (sama makna mengenai suatu hal). Jadi,
komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika
seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka
komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan antara mereka bersifat
komunikatif. Sebaliknya, jika ia tidak mengerti, maka komunikasi tidak
berlangsung. Atau dengan kata lain, hubungan antara orang-orang itu tidak
komunikatif.
Secara terminologis, komunikasi
berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Dari pengertian ini jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana
seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam
komunikasi itu adalah manusia.
Karena itu, komunikasi yang
dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia,
yang sering disebut komunikasi social. Komunikasi
manusia sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi
sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia yang
bermasyarakatlah terjadinya komunikasi.
Jadi, teknik berkomunikasi yang
menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan di sini adalah komunikasi antara
seseorang dengan orang lain, komunikasi manusia atau komunikasi sosial yang mengandung
makna “proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain”.
Secara pragmatis, komunikasi adalah
proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan
tertentu, seperti memberitahukan, mengubah sikap, pendapat ataupun perilaku.
Komunikasi ini dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik secara lisan, tatap
muka maupun melalui media; media massa (surat kabar, radio, televisi, film) ataupun media nonmassa
(surat ,
telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan
sebagainya).
Oleh karena itu, komunikasi dalam
pengertian ini harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar
perencanaan itu, bergantung pada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada
komunikan yang dijadikan sasaran.
Ditinjau dari segi komunikator,
komunikasi ini bersifat informatif dan persuasif.
Namun, komunikasi persuasif lebih sulit daripada komunikasi informatif karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang.
Dari pengertian komunikasi di
atas, terlihat adanya sejumlah komponen atau unsur yang merupakan persyaratan
terjadinya komunikasi. Dalam “bahasa komunikasi” komponen-komponen tersebut
adalah sebagai berikut:
☺
Komunikator; orang yang menyampaikan pesan.
☺
Pesan; pernyataan yang didukung oleh lambang.
☺
Komunikan; orang yang menerima pesan.
☺
Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan
bila komunikan berada jauh atau dalam jumlah yang banyak.
☺
Efek; dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Teknik berkomunikasi adalah cara
atau “seni” penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator
sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan
yang disampaikan komunikator adalah pemyataan sebagai paduan pikiran dan
perasaan yang dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran
dan sebagainya.
Pernyataan tersebut dibawakan oleh
lambang, yang dapat berupa bahasa maupun kial (gerak atau isyarat) seperti
gerak tubuh, gambar, warna dan lainnya.
Di antara sekian banyak lambang
yang bisa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat
menunjukkan pemyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkrit juga
yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa
yang akan datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya. Hal
terpenting dalam komunikasi ialah bagaimana cara agar suatu pesan yang
disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada
komunikan.
Dampak atau efek yang ditimbulkan
dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:
a.
Dampak kognitif
Dampak
kognitif adalah dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan ia menjadi
tahu dan paham atau meningkatkan intelektualitasnya. Pesan yang disampaikan
komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan kata lain, tujuan
komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran komunikan.
b.
Dampak afektif
Dampak
afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Tujuan komunikator
bukan hanya sekadar supaya komunikan untuk mengetahui tentang suatu hal, namun hatinya
pun ikut tergerak yang akhirnya menimbulkan perasaan tertentu, misalnya
perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
c.
Dampak behavioral
Dampak
ini merupakan dampak yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang timbul pada
komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.
C.
HUBUNGAN
Kenaikan harga BBM
yang terjadi saat ini memang semakin memberatkan beban rakyat terutama kalangan
menengah ke bawah. Kenaikan BBM tentunya akan berimbas pada meningkatnya harga
kebutuhan pokok lainnya. Namun demikian kesalahan tidak sepenuhnya harus
ditimpakan kepada segolongan pihak saja, mengingat kebutuhan akan BBM bukan
hanya menjadi beban rakyat, tetapi juga menjadi beban negara sebagai pemberi
subsidi bagi rakyat selama ini.
Kenaikan ini wajar
saja terjadi karena bila ditelusuri kembali lonjakan harga minyak dunia yang
meningkatlah yang menjadi penyebabnya. Kenaikan atau lonjakan harga minyak
dunia meningkat karena bertambahnya permintaan terhadap minyak dari berbagai penjuru
dunia yang terus bertambah, terlebih kawasan Asia. Permintaan yang besar itu
disebabkan karena banyak faktor, apalagi jika melihat semakin pesatnya
perkembangan berbagai negara di kawasan Asia yang terus merangkak berkembang.
Meningkatnya
jumlah kepemilikan kendaraan bermotor khususnya di Indonesia juga menjadi salah
satu penyebab terbesarnya, yang tentunya menuntut pasokan minyak yang besar
pula. Besarnya permintaan dari rakyat mengakibatkan pihak Pertamina sebagai
pemegang monopoli migas di Indonesia kewalahan dalam memenuhi permintaan
masyarakat, yang seketika itu pula terjadi kenaikan di tingkat minyak dunia.
Namun ternyata hal ini tidak diikuti dengan meningkatnya perekonomian rakyat,
yang justru semakin menurun dari waktu ke waktu, terbukti dengan meningkatnya
jumlah pengangguran karena banyak perusahaan yang gulung tikar. Hal ini
menjadikan permasalahan baru bagi negara dalam menentukan kebijakan terkait
kebutuhan yang cukup urgen dalam kehidupan masyarakat apalagi dalam skala yang
cukup besar.
Jika pemerintah
tidak menaikkan harga bahan bakar jenis premium, maka subsidi yang harus
dikeluarkan pemerintah juga akan semakin besar dan tentunya hal ini juga akan
menambah berat beban yang harus ditanggung oleh negara dan mengganggu sistem
perekonomian negeri ini. Namun di lain sisi bila pemerintah menaikkan harga
BBM, maka dapat dipastikan penderitaan rakyat terutama kalangan menengah ke
bawah pun akan semakin bertambah pula. Oleh karena itu, perlu disadari bahwa
kenaikan harga minyak dunia sangat berhubungan dengan stabilitas perekonomian
berbagai elemen dalam setiap negara. Pemerintah Indonesia dalam hal ini
mengusahakan jalan tengah terbaik dalam menyelesaikan permasalahan ini, yaitu
dengan mengusahakan peminimalan kepemilikan kendaraan bermotor yang cukup
menguras persediaan bahan bakar terutama jenis premium untuk kebaikan semua
pihak dalam negara ini.
Dalam permasalahan
ini, pemerintah terutama pihak Pertamina termotivasi untuk meningkatkan harga
premium untuk dapat terus memenuhi permintaan masyarakat, karena dengan
meningkatnya permintaan tersebut sangat memungkinkan besarnya keuntungan yang
akan didapat nantinya. Terlebih Pertamina sebagai pemasok migas terbesar di
Indonesia yang telah memiliki pelanggan yang jumlahnya tak terhitung lagi yang
memberikan motivasi untuk berusaha tetap menyediakan pasokan minyaknya demi
menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat luas kepada mereka.
Selain itu, dalam
menyikapi pro ataupun kontra terhadap keputusan yang mereka ambil, maka
sebelumnya mereka mengkomunikasikan segala sesuatunya untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan yang bisa saja membahayakan perusahaan mereka, dengan
terus mengkampanyekan budaya untuk menghemat penggunaan bahan bakar di berbagai
media massa, baik cetak maupun elektronik, terutama premium dengan meminimalkan
penggunaan maupun kepemilikan kendaraan, hal itu dilakukan bekerjasama dengan
pihak pemerintah sekaligus dalam mengelola dan mengatur pendistribusian bahan
bakar dengan harapan agar semua daerah tidak ada yang mengalami kekurangan
pasokan bahan bakar.
Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi, dimana ketika
bahan bakar mengalami kenaikan dan hal itu diikuti dengan kelangkaan pasokan
bagi masyarakat di berbagai daerah, seperti yang umumnya terjadi di dalam
negeri ini yang umumnya mudah terjadi berbagai aksi ataupun demo yang
bermacam-macam karena tuntutan kebutuhan mereka tidak terpenuhi.
D.
HIPOTESA
Dari penjelasan di
atas, maka hipotesis yang didapat adalah bahwa terdapat hubungan antara
motivasi dan komunikasi terkait dengan permasalahan di atas.
kenaikan harga BBM
Sebagai keseimbangan perekonomian dan
keuntungan perusahaan
BAB III
PEnutup
A.
KESIMPULAN
Kenaikan harga BBM
tentunya meresahkan masyarakat Indonesia, terutama kalangan menengah ke bawah. Meski
demikian, minat masyarakat terhadap BBM tetap tinggi. Betapa tidak, hampir
sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki kendaraan bermotor yang pastinya
membutuhkan bahan bakar, juga untuk aktifitas kehidupan lainnya.
Salah satu alasan
pemerintah menaikkan harga BBM ini termotivasi dari melonjaknya harga minyak
dunia. Ini pun dikarenakan semakin banyaknya permintaan minyak dari berbagai
belahan dunia. Ditambah lagi dengan jumlah pemilik kendaraan bermotor yang tak
kalah banyak.
Oleh karena itu,
pemerintah diharap mampu mengkomunikasikan hal ini kepada masyarakat untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti demonstrasi yang biasa
dilakukan masyarakat.
B.
SARAN
Beberapa saran
yang dapat kami berikan diantaranya:
1. Mengurangi jumlah konsumsi terhadap BBM.
2. Pemerintah seharusnya mensosialisasikan
alasan kenaikan BBM, sehingga masyarakat dapat memberikan respon positif
terhadap hal ini.
Oleh Aviliani,
Mahasiswa Program Doktor Manajemen Bisnis IPB (MB - IPB) Written by Aviliani, beban
subsidi BBM kedepan sulit diprediksi karena dikarenakan harga minyak mentah
dunia akan terus naik, bahkan tahun 2010 bisa mencapai US$100/barel. Itu
berarti ketergantungan terhadap impor BBM harus semakin dipikirkan untuk
mencari substitusi, tetapi bukan cara dengan memutuskan melakukan penghematan
dengan mengurangi impor BBM dan membatasi penggunaan BBM untuk kendaraan pemerintah
dan individu secara mendadak.
Hal itu akan
mengganggu aktivitas ekonomi karena akan terjadi lagi kelangkaan BBM, dan
dampak paling buruk adalah pada kenaikan angka inflasi. Dalam jangka pendek
yang paling mungkin dilakukan adalah kendaraan umum diarahkan untuk menggunakan
biodiesel atau BBG ( hal ini telah dilakukan oleh beberapa kendaraan
departemen), sedangkan untuk kendaraan pribadi yang masih menggunakan BBM
bersubsidi dapat dikompensasikan melalui pajak kendaraan, yang besar
kenaikannya dihitung dari dari rata-rata pengguna BBM dalam 1tahun, sehingga
diharapkan kelak mobil-mobil tersebut menggunakan BBM yangtidak subsidi.
Pada sektor
industri yang memang tidak lagi disubsidi BBM-nya jangan sanpai kenaikan minyak
dunia justru membuat industri mati. Oleh karena itu, pemerintah dapat membantu
menekan biaya yang terkait denngan biaya birokrasi ditingkat pusat maupun
daerah dengan melakukan berbagai reformasi birokrasi. Bila perlu sketma
insentif diberikan terutama yang memprtahankan usaha dengan jumlah tenaga kerja
yang banyak, serta insentif bagi yang mengguankan energi alternatif. Untuk
mengimplementasikan tentu saja peraturan-peraturan yang mendukung inpres 3/2006
dapat diluncurkan dan kerjasama antar instansi menjadi kunci kebeberhasilan.
Jangka panjang
investasi dibidang infrastruktur diarah pada batu bara, maupun gas, yang
cadangannya masih besar. Hal ini terkait dengan kemudahan dalam menarik minat
invekstor, karena industri hulu-hilir maupun energi cukup tersedia.
PROFIL PERTAMINA (PERSERO)
PERTAMINA
adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National
Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT
PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan
setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968, namanya berubah menjadi PN
PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, sebutan
perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA
berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17
September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001
pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT
PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH
No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM
melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003.
Pendirian perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan
Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan
Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "TENTANG
PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA
(PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)"
Sesuai
akta pendiriannya, maksud dari perusahaan Perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di
luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan perusahaan Perseroan adalah untuk:
1.
Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara
efektif dan efisien.
2.
Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk
mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
1.
Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan
dan turunannya.
2.
Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat
pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah
mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
3.
Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan
produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4.
Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2 dan 3.
Sesuai
dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, PERTAMINA tidak lagi menjadi
satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS di mana kegiatan usaha
minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
Visi Misi
VISI : Menjadi unit pemasaran terkemuka dengan layanan kelas dunia
MISI : 1. Memasarkan
produk minyak, gas dan hasil olahannya dengan mengutamakan etika, keramahan,
kecepatan, ketepatan dan berwawasan lingkungan.
2. Mengelola usaha dengan berorientasi pada pencapaian
kinerja terbaik.
3. Menjadi aset unggulan bagi perusahaan,
pemerintah, pekerja dan masyarakat.
daftar
pustaka
1.
Azhari, Akyas. 2004. Psikolgi Umum dan Perkembangan. Jakarta: PT
Mizan Publika.
2. Jawa Pos edisi Jum’at, 21
Desember 2007.
5. http://www.pikiran-rakyat.com
http://www.antara.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar