Rabu, 13 Januari 2010

PENGAJARAN REMEDIAL


PENGAJARAN REMEDIAL

By Aprilina Hartanti

  1. PENGERTIAN PENGAJARAN REMEDIAL DAN CIRI-CIRINYA

Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan.

Sebagaimana pengerian pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar murid dapat mencapai hasil belajar yang optimal, jika ternyata hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan berarti murid masih dianggap belum mencapai hasil belajar yang diharapkan sehingga diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat membantu murid agar tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan.

Proses pengajaran remedial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi murid. Proses bantuan lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran, arah belajar dan menyembuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi. Jadi dalam pengajaran remedial yang diperbaiki atau yang disembuhkan adalah keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkunagn turut mempengaruhi proses belajar mengajar. Melalui pengajaran remedial, murid yang mengalami kesulitan belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kemampuan. Kesulitan belajar yang dihadapi murid mungkin beberapa mata pelajaran atau satu mata pelajaran atau satu kemampuan khusus dari mata pelajaran tertentu. Penyembuhan ini mungkin mencakup sebagian aspek kepribadian atau sebagian kecil saja.

Demikian pula proses penyembuhan, ada yang dalam jangka waktu lama atau dalam waktu singkat. Hal ini tergantung pada sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi murid.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial sebagai bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid. Perbaikan diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian murid.

Adapun ciri-ciri pengajaran remedial dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pengajaran remedial dilaksanakan setelah diketahui kesulitan belajarnya dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan sifat, jenis dan latar belakangnya.

  2. Dalam pengajaran remedial tujuan instruksional disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi murid.

  3. Metode yang digunakan pada pengajaran remedial bersifat diferensial, artinya disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajarnya.

  4. Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi dan mungkin murid tertentu lebih memerlukan alat khusus tertentu. Misalnya: penggunaan tes diagnostic, sosiometri dan alat-alat laboratorium.

  5. Pengajaran remedial dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak lain. Misalnya: pembimbing, ahli dan lain sebaginya.

  6. Pengajaran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih diferensial, maksudnya lebih disesuaikan dengan keadaan masing-masing pribadi murid yang dibantu. Misalnya: pendekatan individualisme.

  7. Dalam pengajaran remedial, alat evalusi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi murid.


  1. PENTINGNYA PENGAJARAN REMEDIAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.

Pengajaran remedial mempunyai peranan penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar, khususnya dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Pengajaran remedial merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Beberapa alasan pentingnya pengajaran remedial, dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:

  1. Warga belajar

  2. Pendidik dan pengajar (guru)

  3. Proses belajar

  4. Pelayanan bimbingan.

Segi-segi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Warga Belajar

Warga belajar (murid) ternayat masih banyak yang mendapatkan nilai prestasi belajar kurang. Misalnya: rata-rata yang dicapai masih jauh di bawah ukuran yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan pula bahwa setiap murid mempunyai perbedaan individual dalam proses belajarnya. Ada yang berkemampuan tinggi, sedang ada pula yang rendah, sedang-sedang saja, lambat dan cepat. Di samping itu setiap murid mempunyai pengalaman dan latar belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Di dalam proses belajar mengajar pada umumnya, guru menggunakan pendekatan yang sama, kadang-kadang melupakan perbedaan individual sehingga keunikan setiap pribadi murid kurang mendapatkan pelayanan. Hal ini dapat mengakibatkan murid mengalami kesulitan belajar. Apabila murid dapt kesempatan belajar sesuai dengan pribadinya diharapkan ia dapat mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Atas dasar hal tersebut pengajaran remedial sangat diperlukan untuk membantu setiap pribadi murid agar mendapat kesempatan memperoleh prestasi belajar yang memadai sesuai dengan kemampuannya.

  1. Pendidik dan Pengajar

Pada dasarnya guru bertanggug jawab atas keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa guru harus bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pendidikan melalui pencapaian tujuan institusional, tujuan kutikuler dan tujuan instruksional. Kenyataan menunjukkan bahwa murid sebagai individu mempunyai perbedaan-perbedaan.

Perbedaan itu berakibat pula pada keberhasilan murid dalam belajar. Terhadap murid yang belum berhasil, seorang guru bertanggung jawab untuk membantu. Supaya bantuan yang diberikan kepada murid dapat berhasil guna, maka harus melalui suatu proses diagnosis dan diakhiri dengan pengajaran remedial. Berhasil tidaknya seorang guru, dapat dilihat dalam kemampuannya melaksanakan proses belajar mengajar yang sebaik-baiknya, sehingga semua murid dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam melaksanakan tugas, peranan seorang guru bukan hanya sekedar penyampai pengetahuan kepada murid tetapi juga mempunyai peranan sebagai pembimbing yang harus dapat membantu murid memahami dirinya dan mampu mengatasi hambatan-hambatan di dalam dirinya. Dalam kaitan inilah pengajaran remedial merupakan salah satu upaya yang dapat dilaksanakan oleh seorang guru dalam memberikan peluang besar bagi setiap murid untuk dapat mencapai prestasi belajar secara optimal dan maksimal.

  1. Proses Belajar

Ditinjau dari segi pengertian proses belajar mengajar, pengajaran remedial diperlukan dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pada dasarnya belajar yang sesungguhnya dapat diartikan sebagai sesuatu proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan.

Adanya gejala kesulitan belajar merupakan indikasi belum adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan, oleh karena itu masih diperlukan proses belajar mengajar khusus yang dapat membantu pencapaian keseluruhan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengajaran remedial mempunyai peranan yang penting terhadap keberhasilan proses belajar mengajar secara keseluruhan.

  1. Pelayanan Bimbingan

Pada dasarnya pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kelengkapan dari keseluruhan proses pendidikan. Melalui pelayanan ini diharapkan setiap murid dapat memahami dirinya, memahami kelebihan dan kelemahannya serta harus mampu mengarahkan dirinya untuk mencapai perkembangan yang optimal.

Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling yang sebaik-baiknya, pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk pelayanan bimbingan dan konseling melalui interaksi belajar mengajar. Dengan demikian pengajaran remedial menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan sebaliknya pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menunjang pelaksanaan pengajaran remedial.


  1. TUJUAN DAN FUNGSI PENGAJARAN REMEDIAL

1. Tujuan Pengajaran Remedial

Tujuan pengajaran remedial sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan pangajaran pada umumya, yaitu agar murid dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus pengajaran remedial bertujuan agar murid yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses penyembuhan atau perbaikan, baik segi proses belajar mengajar maupun kepribadian murid.

Tujuan pengajaran remedial secara terinci adalah agar murid dapat:

  1. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifatnya.

  2. Memperbaiki cara-cara belajar kea rah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.

  3. Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajarnya.

  4. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

  5. Mengatasi habatan-hambatan belajar yang lebih baik.

  6. Melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan

2. Fungsi Pengajaran Remedial

Berdasarkan pengertian sebagaimana telah dikemukakan di atas, jelas bahwa pengajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Adapun beberapa fungsi pengajaran remedial adalah sebagai berikut:

  1. Fungsi korektif

Pengajaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap masih belum mencapai apa yang diharapakan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Hal-hal yang diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran remedial anatara lain meliputi perumusan tujuan

  1. Penggunaan metode mengajar

  2. Cara-cara belajar

  3. Materi dana alat pelajaran

  4. Evaluasi

  5. Segi-segi pribadi murid

Dalam perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, maka prestasi belajar murid beserta factor-faktor yang mempengaruhi dapat diperbaiki.

  1. Fungsi penyesuaian

Yang dimaksud penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Tuntuan belajar yang diberikan murid telah disesuaikan denan sifat jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga murid diharapkan lebih terdorong untuk belajar.

  1. Fungsi pemahaman

Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memunkinkan guru, murid dan pihak lain dapat memeperoleh pemahaman yang lebih memahami dirinya dan segala aspeknya. Begitu pula guru dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami akan keadaan pribadi murid.



  1. Fungsi pengayaan

Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proses belajar mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran regular, dapat iperoleh melalui pengajaran remedial. Pengayaan lain adalah dalam segi metode dan alat yang dipergunakan dalam pengajara remedial. Dengan demikian, diharapkan hasil yang diperoleh murid dapat lebih banyak, lebih luas dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.

  1. Fungsi terapeutik

Dengan pengajaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian dapat menunjang pencapaian prestasi belajar, demikian pula sebaliknya.

  1. Fungsi akselerasi

Fungsi akselerasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar baik dalam arti waktu maupun materi. Misalnya murid yang tergolong lambat dalam belajar, dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.


  1. STRATEGI DAN PENDEKATAN REMEDIAL

Sasaran akhir pengajaran remedial adalah sama dengan pengajaran pada umumnya, yaitu membantu murid dalam batas-batas normalitas tertentu agar dapat mengembangkan diri seoptimal mungkin sehingga dapat mencapai tingkat penguasaan tertentu, sekurang-kurangnya sesuai dengan batas criteria keberhasilan yang dapat diterima (minimum acceptable, performance). Mengingat secara empiric sasaran strategis itu tidak selamanya dapat dicapai dengan pendekatan system pengajaran konvensional, maka perlu dicari juga pendekatan strategi lainnya.

Dalam konteks konsep dasar diagnose dan pengajaran remedial, Ross dan Stanley (1956: 332-345) menjelaskan tindakan strategis itu seyogyanya dilakukan secara kuratif dan preventif, dan oleh Dinkmeyar dan Caldwell (dalam bukunya developmental counseling, 1970) ditambahkan bahwa hal itu dapat pula dilakukan dengan upaya yang bersifat pengembangan.

Dari pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat diambilkan kesimpulan bahwa strategi dan pendekatan penajaran remedial diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

  1. Strategi dan pendekatan pengajaran remedial yang bersifat kuratif

  2. Strategi dan pendekatan pengajaran remedial yang bersifat preventif

  3. Strategi dan pendekatan pengajaran remedial yang bersifat pengembangan (developmental).

  1. PROSEDURE PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL

Pengajaran merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan, dan merupakan rangkaian kegiatan lanjutan logis dan usaha diagnosa kesulitan belajar. Adapun prosedure pengajaran remedial tersebut tertera dalam bagan skematis berikut:

Skema Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial



Menurut Abin Syamsudin, setidaknya dapat dikembangkan 4 alternatif prosedur sesuai dengan kebutuhannya sbb:

  • Prosedur I : mencakup langkah 1-2-3-4-5-6

  • Prosedur II : mencakup langkah 1-2-(3)-4-5-6

  • Prosedur III : mencakup langkah 1-2-3-4-5-6-(7)

  • Prosedur IV : mencakup langkah 1-2-(3)-4-5-6-(7)

Untuk lebih jelasnya, setiap langkah dapat disisipkan fungsi, tujuan/ sasaran dan kegiatannya sebagaiu berikut:

  1. Penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya

Dalam pengajaran remedial, langkah ini merupakan tahapan paling fundamental karena merupakan landasan pangkal tolak langkah- langkah berikutnya. Sasaran pokok langkah ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas (definit) mengenai karakteristik kasus berikut permasalahannya untuk memperoleh gambaran yang lebih definitfasilitas alternatif tindakan remedial yang direomendasikan, sesuai dengan sasaran pokok tersebut maka kegiatan di dalam langkah ini difokuskan kepada suatu analisis rasional atas hasil diagnosis yang telah dilakukan atau rekomendasi dari pihak lain (guru, petugas BP dan sebagainya). Analisis ini merupakan kegiatan pengecekan kembali terhadap:

    • Kebenaran dan kelengkapan data/ informasi yang mendukung pernyataan atau penjelasan tentang karakteristik kasus serta permasalahannya.

    • Relevansi antara tafsiran dan kesimpulan yang dibuat dengan data pendukungnya serta konsistensinya antara berbagai data satu sama lain.

    • Ketepatan prakiraan berdasarkan hasil diagnosis yang didukung oleh data yang relevan.

    • Visibilitas dari setiap alternatif pengajaran remedial yang direkomendasikan.

  1. Menentukan alternatif pilihan

Langkah ini merupakan lanjutan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada langkah pertama itu akan diperoleh kesimpulan mengenai dua hal pokok penting yaitu:

  1. Karakteristik khusus yang akan ditangani secara umum, dapat dikategorikan pada salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu :

    • kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan hanya memiliki kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien.

    • kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan disamping memiliki kesulitan dalam mengembangkan dalam menemukan dan mengembangkan pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien itu, juga dihadapkan pada hambatan potensial psokologis (ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis) dalam penyesuaian dengan dirinya dan lingkungan.

    • kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan telah memiliki kecenderungan ke arah kemampuan menemukan dan mengembangkan pola-pola strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien, namun terhambat oleh kondisi ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis, dan faktor instrumental-environmental lainnya.

  2. Alternatif pemecahannya lebih strategis jika:

    • Langsung ke langkah keempat (pelaksanaan pengajaran remedial). Misalnya: jika kasusnya termasuk kategori pertama atau.

    • Harus menempuh dahulu langkah ketiga (layanan konseling/ psikoterapi) sebelum lanjut ke langkah keempat (pelaksanaan pengajaran remedial) apabila misalnya kasus termasuk kateegori kedua (pilihan alternatif tindakan) atau ketiga.

Jadi, sasaran pokok kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah membuat suatu keputusan pilihan alternatif mana yang harus ditempuh berdasarkan pertimbangan rasional yang cermat. Dalam proses pengambilan keputusan ini ada beberapa prinsip- prinsip sebagai berikut:

  1. Efektifitas, dalam artian lebih mampu untuk mencapai tujuan pengajaran remedial yang diharapkan.

  2. Efisiensi, dalam arti lebih memerlukan usaha dan pengorbanan serta fasilitas seminimal mungkin dengan hasil yang diharapkan semaksimal mungkin.

  3. Keserasian, dalam arti keseuaian dengan :

      • jenis karakteristik, intensitas, dan latar belakang permasalannya,

      • jumlah, jenis, dan sifat kepribadian khusus,

      • tingkat penguasaaan teori, kemahiran praktek, dan sifat kepribadian guru yang akan menanganinya,

      • kesediaan daya dukung fasilitas teknik yang diperlukan,

      • kesediaan daya dukung sarana penunjang / lingkungan yagn diperlukan,

      • waktu dan kesempatan yang tersedia pada pihak-pihak yang bersangkutan.

  1. Layanan Bimbinagn dan Konseling/ Psikoterapi

Ditinjau dari kerangka keseluruhan prosedur pengajaran remedial, langkah ini lebih bersifat pilihan bersyarat. Kasus tipe kedua dan ketiga kecil kemungkinan untuk langsung kepada langkah keempat tanpa lebih dahulu menempuh langkah ketiga ini yang merupakan prakondisinya. Sasaran pokok yang hendak dicapai dalam layanan ini adalah terciptanya kesehatan mental kasus, dalam arti ia terbebas dari hambatan dan ketegangan batin, untuk kemudian siap sedia kembali melakukan kegiatan belajar secara wajar dan realistis.

Pada batas- batas tertentu langkah- langkah ini dapat ditangani oleh guru, namun mungkin diperlukan bantuan dan kerjasama dengan pihak- pihak lain yang lebih ahli (petugas BK, wali kelas, psikolog, dokter, dll.). Diantara sekian banyak masalah yang msaih dapat ditangani oleh guru pada umumnya antara lain:

        1. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurangnya minat dan motivasi belajar, cara untuk mengatasinya menurut Woodworth dan Marquis, 1957:331-338, antara lain :

  1. Ciptakan situasi kompetitif sesama siswa yang sehat,

  2. Hindari saran dan pernyataan negatif yang dapat mlemahkan motivasi belajar siswa,

  3. Berikan dorongan pada siswa dengan memberikan informasi yang telah dicapainya dari waktu ke waktu,

  4. Berikan kesempatan pada siswa untuk mendiskusikan aspirasinya secara rasional,

  5. Berikan pujian pada siswa agar dia bersemangat,

  6. Berikan sanksi atau hukuman atas kelalaian dengan bijak dan adil,

  7. Tunjukkan manfaat dari pelajaran bagi siswa baik untuk satt ini maupun nanti.

  1. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran, dan situasi belajar. Cara untuk mengatasinya antara lain :

  1. Kembangkan keakraban dan kehangatan hubungan antara guru dengan murid dan murid dengan murid

  2. Ciptakan iklim sosial yang sehat dalam kelas,

  3. Berikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman yang memuaskan dan menyenangkan bagi siswa dalam belajar, meskipun dengan prestasi yang minim.

  1. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah, cara untuk mengatasinya antara lain :

  1. Tunjukkan akibat dari kebiasaan buruknya terhadap prestasi belajar dan kehidupan sosial

  2. Berikan kesempatan masa transisi untuk berlatih dengan pola kebiasaan baru dan meninggalkan kebiasaan lama yang salah.

  1. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang ketidakserasian antara kondisi objectif instrumental input dengan lingkungan, cara untuk mengatasinya antara lain :

  1. Bimbingan informasi dalam program / bidang studi, bahan / sumber, strategi / metode / teknik belajar rasional,

  2. Diskusi atau kerja kelompok,

  3. Proyek kegiatan bersama di kelas, karyawisata, dsb.

Sebagai indikator atas keberhasilan layanan bantuan sementara ini, maka Robinson 1950:96, menyatakan :

  1. menunjukkan minat untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapinya,

  2. bersedia untuk bekerja sama dengan pihak lain (guru, BK, dsb.) untuk membantu memecahkan masalahnya,

  3. mulai bersikap terbuka,

  4. mulai tampak kemampuan menyadari masalahnya secara realitas,

  5. mulai tampak kemampuan untuk memilah, menimbang, mengembangkan, dan memilih alternatif pemecahan masalahnya,

  6. menunjukkan kesediaan dan kesanggupan untuk melakukan alternatif tindakan lebih lanjut yang dipilihnya.

  1. Melaksanakan Pengajaran Remedial

Setelah langkah ketiga ditempuh, maka langkah jeempat dianggap tepat yaitu pelaksanaan pengajaran remedial. Seperti yang telah dijelaskan, sasaran pokok dari setiap pengajaran remedial ini adalah tercapainya prestasi dan kemampuan penyesuain diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Sedangkan strategi dan teknik pelaksaan pengajaran remedial seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

  1. Mengadakan Pengukuran Prestasi Belajar Kembali

Setelah pengajaran remedial dilakukan, seharusnya dilihat ada tidaknya perubahan pada diri siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran kembali, hasil pengukuran ini diharapkan memberikan informasi terhadap perkembangan siswa, baik kuantitif maupun kulaitatif. Adapun cara yang digunakan sebaiknya sama dengan post-test atau tes sumatif dari proses belajar mengajar.


  1. Mengadakan Re-Evaluasi dan Re-Diagnostik

Hasil dari pengukuran tersebut hendaknya perlu dipertimbangkan lagi dengan menggunakan cara dan kriteria untuk proses belajar mengajar utama. Hasil dari pertimbangan ini akan melahirkan tiga simpulan, yaitu :

  1. Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan penyesuaian diri dalam mencapai keberhasilan yang diharapkan.

  2. Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan penyesuaian diri, namun belum sepenuhnya mencapai keberhasilan yang diharapkan.

  3. Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti.

Rekomendasi yang seharusnya dikemukakan sebagai tindak lanjut hasil kesimpulan di atas sudah tentu hendaknya menunjukkan tiga kemungkinan pula, yaitu:

  1. Kasus (a) dapat dinyatakan terminal dan diperbolehkan melanjutkan program proses belajar mengajar utama tahap berikutnya

  2. Kasus (b) seyogianya diberikan program khusus yang ditujukan pada pengayaan dan peningkatan prestasinya

  3. Kasus (c) sebaiknya dilakukan rediagnosis, sehingga diketemukan letak kelemahannya pengajaran remedial tersebut

  1. Remedial Pengayaan dan atau Pengukuhan (Tambahan)

Langkah ini bersifat kondisional, sasaran pokok langkah ini adalah agar hasil remedial itu lebih sempurna dengan diadakan pengayaan (enrichment) dan pengukuhan (reinforcement). Berbagai bentuk cara dan instrument dapat digunakan, misalnya : dengan penguasaan untuk pemecahan soal tertentu, pengajaran proyek kecil tertentu, dsb. Hasilnya harus dilaporkan kembali pada guru untuk dinilai seperlunya sebelum selesai atau diperkenankan melanjutkan ke program proses belajar mengajar selanjutnya.


F. MACAM-MACAM METODE PENGAJARAN REMEDIAL

Metode mengajar dapat diartikan sebagai suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran. Hakekat tujuan adalah merupakan petunjuk bagi guru untuk memilih satu atau serangkaian metode yang efektif. Dengan demikian maka metode mengajar adalah:

  • merupakan salah satu komponen dari proses belajar mengajar

  • merupakan alat mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar

  • merupakan kebutuhan dalam suatu sistem pendidikan.

Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan dan penggunaan metode mengajar secara efektif adalah:

  1. Tujuan pengajaran

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan bertujuan, yang terikat dan terarah pada tujuan serta dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam memilih metode hendaknya disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan metode tersebut.

  1. Bahan pengajaran

Bahan pengajaran merupakan materi yang perlu diberikan atau dipelajari siswa agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Bahan pengajaran dapat berupa pengertian, bidang pengatahuan, bidang sosial, negara, lingkungan hidup, dan sebagainya sesuai dengan jenis sekolah dan kematangan perkembangan pribadi serta potensi dan bakat anak.

  1. Guru/pendidik

Tugas guru paling utama adalah mengajar dan mendidik. Sebagai pengajar guru merupakan medium atau perantara aktif antara murid dan ilmu pengetahuan. Sedangkan sebagai pendidik guru merupakan medium aktif antara murid dan filsafat negara dan kehidupan masyarakat dalam segala seginya dan dalam mengembangkan kepribadian siswa serta mendekatkan mereka dengan pengaruh-pengaruh dari luar yang baik dan menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh yang buruk.

Dalam melaksanakan tugasnya, guru harus mampu memilih dan menggunakan metode yang tepat, maka guru perlu mempertimbangkan kemampuannya dalam hal penguasaan terhadap berbagai metode mengajar.

  1. Anak didik

Anak didik dalam proses belajar mengaja dapat sebagai obyek dan subyek dalam proses pengajaran. Dikatakan sebagai obyek karena siswa adalah menjadi sasaran dalam proses mengajar oleh guru, sedangkan sebagai subyek karena siswa dalam belajar adalah pelaku dalam proses belajar membelajarkan diri agar terjadi perubahan pada dirinya baik menyangkut ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dalam memilih metode mengajar hendaknya guru mempertimbangkan faktor anak didik, yaitu tingkat pengetahuan, kemampuan dan kematangan anak didik.


  1. Situasi mengajar

Maksudnya situasi atau sekitar di mana siswa sedang melaksanakan kegiatan belajar, juga menuntut metode yang berlainan sesuai dengan yang diperlukan.

Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah-langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak lanjut. Beberapa metode yang dapat dilaksanakan dalam pengajaran remedial yaitu:

  1. Metode Pemberian Tugas

Merupakan metode yang dilakukan guru dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid baik secara kelompok maupun secara individual, kemudian diminta pertanggung jawaban atas tugas-tugas tersebut. Adapun penetapan jenis dan sifat tugas yang diberikan disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi.

  • Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada murid, yaitu:

  1. jika tugas yang diberikan bermaksud untuk mengenal kasus dan mendiagnosis kesulitan belajar, hendaknya ditetapkan secara jelas cara-cara mengerjakan tugas dan patokan penilaian tugas, sehingga dapat dengan mudah mengenal kasus dan menetapkan jenis serta sifat kesulitan belajar.

  2. jika metode pemberian tugas digunakan sebagai bentuk bantuan, maka perlu diperhatikan langkah-langkah:

    1. menetapkan jenis tugas yang akan diberikan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.

    2. menetapkan sifat tugas yang akan diberikan untuk individual atau kelompok.

    3. membuat petunjuk yang jelas tentang cara pengerjaan tugas.

    4. selama tugas dikerjakan perlu diadakan pengamatan secara cermat.

    5. membuat patokan-patokan penilaian.

    6. mengadakan penilaian secara cermat setelah tugas diselesaikan.

      • Keuntungan metode pemberian tugas:

  1. murid lebih memahami dirinya, baik kemampuan maupun kemampuan dirinya.

  2. murid dapat memperluas dan memperdalam materi yang dipelajari.

  3. murid dapat memperbaiki cara-cara belajar yang telah dilakukan.

  4. terdapat kemajuan belajar pada murid baik secara individual maupun kelompok.


  1. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu proses pendekatan dari murid dalam memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah memecahkan masalah, suatu pertemuan pendapat atau suatu kompromi yang disepakati bersama sebagai gambaran dari gagasan terbaik yang diperoleh dari pembicaraan bersama.

Dalam pengajaran remedial, metode diskusi dapat digunakan sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi antar individu dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar. Peranan guru dalam diskusi adalah merangsang dan mengarahkan jalannya diskusi.

    • Langkah-langkah pelaksaan metode diskusi

  1. tetapkan dengan pasti bahwa metode diskusi dapat digunakan sebagai salah satu metode pengajaran remedial

  2. menetapkan materi yang didiskusikan serta langkah-langkah yang akan ditempuh

  3. menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui diskusi tersebut

  4. tetapkan siapa yang akan dibantu dengan diskusi tersebut, apakah seorang murid atau sekelompok murid dengan kesulitan belajar tertentu

  5. membentuk kelompok diskusi dan menjelaskan kepada peserta diskusi tentang langkah-langkah dan hasil yang akan dicapai dalam diskusi

  6. tetapkan alat-alat atau sarana yang diperlukan

  7. berikan arahan dan dorongan selama diskusi berlangsung

  8. membuat pedoman observasi untuk menilai jalannya diskusi

  9. melakukan penilaian pada akhir diskusi untuk memperoleh gambaran keberhasilan diskusi

  10. menetapkan kegiatan sebagai tindak lanjut

    • Keuntungan metode diskusi

  1. masing-masing murid dapat mengenal dirinya dan kesulitan yang dihadapi serta berusaha menemukan pemecahannya

  2. mempererat hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat pengertian dari para anggota kelas

  3. meningkatkan interaksi dalam kelompok dan dapat menumbuhkan sikap saling mempercayai

  4. menumbuhkan rasa tanggung jawab

  5. dengan diskusi murid dapat mengenal dan percaya pada diri sendiri secara lebih mendalam dan mengarahkannya secara lebih baik

  1. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan bentuk interaksi langsung secara lesan antara guru dengan murid. Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan murid yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hubungan ini guru dapat mengetahui murid yang mengalami kesulitan belajar dan mengenal jenis atau sifat kesulitan belajar yang dihadapi melalui tanya jawab .Berdasarkan jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi murid, maka tujuan pengajaran remedial adalah:

  1. untuk membantu murid mengenal dirinya secara lebih mendalam

  2. membantu murid mengenali kelebihan dan kekurangannya

  3. membantu murid memperbaiki cara belajarnya

    • Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan metode tanya jawab

  1. menetapkan metode tanya jawab sebagai metode yang tepat

  2. menguasai teknik-teknik bertanya sebagai cara bertanya yang bersifat penyembuhan

  3. menciptakan suasana terbuka, menyenangkan dan hubungan yang penuh pengertian dan pemahaman

  4. menetapkan tujuan sebagai patokan keberhasilan

  5. melakukan penilaian selama dan akhir tanya jawab

  6. membuat penilaian selama tindak lanjut tanya jawab

    • Keuntungan meetode tanya jawab dalam pengajaran remedial

  1. dapat meningkatkan pengertian antara guru dan murid

  2. memungkinkan hubungan yang lebih dekat antara guru dengan murid

  3. dapat meningkatkan motivasi belajar murid

  4. dapat menumbuhkan rasa harga diri kepada murid

  5. dapat meningkatkan pemahaman diri pada murid

  1. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antar anggota kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan pada diri murid yang mengalami kesulitan dalam belajar.

    • Langkah-langkah dalam kegiatan kelompok

  1. Tetapkan sekelompok murid yang mengalami kesulitan belajar, dalam hal apa kesulitan itu terjadi dan apa latar belakangnya.

  2. Tetapkan karakteristik hubungan sosial murid yang mengalami kesulitan belajar. Misal: dengan siapa ia sering bergaul, dll

  3. Tetapkan jenis kegiatan kelompok yang akan dilakukan.

  4. Membentuk kelompok dengan memperhatikan besarnya kelompok, ciri-ciri anggota kelompok dan pemimpin kelompok.

  5. Penjelasan tentang tata kerja kegiatan kelompok.

  6. Pelaksanaan kegiatan kelompok.

  7. Evaluasi kegiatan kelompok.

  8. Tindak lanjut kegiatan.

    • Keuntungan metode kerja kelompok

    1. Dapat dicapai adanya pemahaman diri dan saling pengertian diantara anggota kelompok

    2. Adanya pengaruh anggota kelompok yang dianggap cakap dan berpengalaman

    3. Kehidupan kelompok dapat meningkatkan minta belajar

    4. Kehidupan dan kerja kelompok dapat memupuk rasa tanggung jawab.

  1. Metode Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah seorang murid atau beberapa murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar.

Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial baik dengan teman-temannya, terutama dengan murid yang mengalami kesulitan belajar.

    • Keuntungan metode tutor sebaya

  1. Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri

  2. Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrab antara murid yang dibantu dengan tutor yang dibantu.

  3. Bagi tutor, kegiatan remedial merupakan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar.

  1. Metode Pengajaran Individual

Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan secara individual, artinya dalam bentuk interaksi antara guru dengan seorang murid secara individual. Dengan pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid agar belajar giat dan membantu secara langsung murid menghadapi kesulitan-kesulitannya.

Untuk melaksanakan pengajaran individual dalam pengajaran remedial, maka guru dituntut memiliki kemampuan sebagai pembimbing (misal: ulet, sabar, bertanggung jawab, menerima, memahami, disenangi, dsb), mampu menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga dalam proses pengajaran terjadi interaksi yang bersifat membantu.
















3 komentar: